SEBALIK.COM, SIAK — Polemik antara Bupati Siak Afni Zulkifli dan penulis terkenal Tere Liye kembali mencuat di media sosial. Perseteruan ini berawal dari komentar Tere Liye terkait operasi tangkap tangan (OTT) Gubernur Riau Abdul Wahid oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam unggahannya di akun Facebook pribadi pada Kamis (6/11/2025), Tere Liye menyoroti kasus korupsi yang menjerat beberapa kepala daerah di Riau.
Ia menyebut bahwa sudah empat gubernur provinsi itu tersangkut kasus hukum, bahkan menulis kalimat yang dinilai menyinggung masyarakat Riau dengan sebutan “rakyat-rakyat to***”.
Unggahan tersebut memicu reaksi dari Bupati Siak, Afni Zulkifli. Lewat kolom komentar, ia menyampaikan keberatan atas pernyataan sang penulis.
“Saya salah satu bupati di Riau yang suka dengan tulisan-tulisan Tere Liye. Tapi tolonglah, berilah kami ruang untuk berduka. Ini bukan kesalahan kolektif seluruh rakyat Riau,” tulis Afni.
Afni menilai bahwa tidak adil jika seluruh masyarakat Riau dianggap bersalah atas perilaku segelintir pejabat. Ia menegaskan, banyak warga Riau yang justru menjadi korban dan tetap berjuang memperbaiki keadaan.
“Janganlah sebut kami rakyat-rakyat to***. Sakit bacanya. Kami juga ingin melawan, tapi bisa apa. Berilah ruang kami untuk berduka,” ujarnya.
Sindiran Balik Tere Liye
Menanggapi komentar Afni, Tere Liye membalas dengan nada tegas. Ia menyebut seharusnya seorang mantan jurnalis seperti Afni memahami maksud tersirat dan tersurat dari tulisannya.
“Kamu ini mantan jurnalis bukan? Harusnya paham maksud tersirat dan tersurat sebuah tulisan,” tulis Tere Liye.
Menurutnya, pernyataannya ditujukan sebagai bentuk refleksi bagi semua pihak, bukan untuk menghina masyarakat.
Afni Kembali Menyindir di Media Sosial
Beberapa hari kemudian, tepatnya Minggu (9/11/2025), Afni kembali menyinggung Tere Liye melalui akun Facebook pribadinya, menanggapi pemberitaan dari salah satu media daring di Riau.
Dalam unggahan tersebut, Afni menilai Tere Liye telah bersikap seolah paling memahami kondisi Riau.
“Saya tak masalah Tere Liye menulis apa. Tapi begitu dia tulis ‘rakyat-rakyat to***’, saya tak terima. Giliran dikomen gitu, dia bilang kita baper. Padahal dia pun lebih sok tahu karena merasa paling paham tentang Riau,” tulis Afni.
Afni juga menyinggung soal etika penulisan dan tanggung jawab publik seorang penulis. Menurutnya, kebebasan berekspresi tidak berarti bebas menghina.
“Penulis itu merdeka, tapi jangan jadi penghina. Tidak semua pembaca punya ilmu jurnalistik untuk menafsirkan maksud tersirat. Kalau kalimatnya kasar, ya tetap terasa menghina,” tegasnya.
Latar Belakang
Polemik ini muncul di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap kasus dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Riau Abdul Wahid. Kasus tersebut menjadi yang keempat kalinya seorang gubernur Riau terlibat perkara hukum di KPK, setelah sebelumnya Annas Maamun, Rusli Zainal, dan Saleh Djasit juga pernah mendekam di penjara karena kasus serupa.
Unggahan Tere Liye yang menyoroti fakta tersebut mendapat beragam respons. Sebagian warganet mendukung sikap kritis penulis, namun tidak sedikit pula yang menilai ucapannya terlalu kasar dan menyinggung perasaan masyarakat Riau.
Reaksi Publik
Perdebatan antara Tere Liye dan Bupati Afni Zulkifli kini menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial. Sebagian pengguna internet menilai Afni berani menyuarakan keberatan dengan cara elegan, sementara yang lain menilai Tere Liye tetap konsisten dengan gaya kritik tajamnya terhadap perilaku koruptif pejabat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan lanjutan dari pihak Tere Liye mengenai pernyataan terbaru Bupati Siak. (*)