Pernyataan KPK Soal OTT Gubri Berubah-ubah, Netizen: Aroma Kejanggalan Makin Tercium

Pernyataan KPK Soal OTT Gubri Berubah-ubah, Netizen: Aroma Kejanggalan Makin Tercium
Konferensi pers KPK soal OTT di Riau.

SEBALIK.COM , PEKANBARU — Publik kembali menyoroti kejanggalan dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat Gubernur Riau, Abdul Wahid. Sorotan itu muncul setelah pernyataan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal lokasi penangkapan Wahid berubah-ubah dan terkesan tidak konsisten.

Dalam konferensi pers awal, Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menyebut bahwa penangkapan dilakukan di kafe yang tidak berjauhan dari rumah kediaman Abdul Wahid. Ia menggambarkan lokasi itu berada di jejeran kediaman sang gubernur.

“Akhirnya karena tim juga datang ke lokasi, jadi di rumahnya itu tidak berjauhan. Mungkin nanti kalau ke Pekanbaru, karena saya baru dari sana ya, bisa dicek. Jadi, kafe itu bukan kafe yang jauh, bukan. Kafe itu ada di jajaran itunya. Jadi, ada jalan backdoornya, jalan pintu ke belakangnya. Jadi lewat situ," ujar Asep dalam konferensi pers, Rabu (5/11/2025).

Namun, beberapa hari kemudian, pernyataan itu diluruskan oleh pihak KPK sendiri. Dalam klarifikasi terbaru, Asep justru menyebut bahwa penangkapan dilakukan di sebuah barbershop di Jalan Paus, Pekanbaru.

“Iya, itu di barbershop Jalan Paus. Nah, di dalamnya ada kafenya,” kata Asep Guntur Rahayu kepada wartawan, dikutip dari Detik.com, Jumat (7/11/2025).

Perubahan versi inilah yang menimbulkan tanda tanya besar di tengah publik. Sebab, jarak antara kediaman Gubernur di Jalan Diponegoro dan barbershop di Jalan Paus terbilang cukup jauh. Publik pun menilai pernyataan KPK terkesan mencla-mencle dan membingungkan.

Di media sosial, terutama Instagram, kolom komentar ramai oleh reaksi warganet yang mempertanyakan kejelasan kronologi penangkapan.

Akun @didiiriyadi menulis:

“Barbershop gimana, lihatlah rambut Pak Abdul Wahid tu ndak ada bekas pangkas rambutnya. Info ndak jelas. Katanya ngopi di kafe sama wakilnya dan bupati Siak, ini dah ganti pula jadi barbershop. Besok ganti lagi sedang mandi ditangkap,” tulisnya dengan emotikon tertawa.

Akun lainnya, @rafikifahlewi, menulis singkat namun tajam:

“Memang aroma kejanggalan itu kuat sejak awal.”

Sementara akun @sayapani_ menyindir:

“KPK pinter buat skenario, media hebat membuat narasi, bahkan jauh banget dari faktanya.”

Dan komentar @aderiano menegaskan keraguan publik:

“Agak mencla-mencle gini KPK? Kemarin bilangnya OTT, terus kabur, dikejar, ditangkap di kafe. Ternyata enggak kabur, tapi sedang rapat dengan Bupati Siak dan Wagub. Ini sekarang di barbershop. Pertanda apa ini?”

Fenomena ini memperlihatkan bahwa publik semakin sensitif terhadap ketidakkonsistenan informasi dari lembaga penegak hukum tersebut. Banyak pihak menilai, perubahan keterangan seperti ini dapat menggerus kepercayaan masyarakat terhadap KPK.

Kini, masyarakat menunggu penjelasan rinci dari KPK mengenai lokasi dan kronologi sebenarnya dari penangkapan Gubernur Abdul Wahid. Tanpa keterbukaan penuh, kasus ini dikhawatirkan akan terus menimbulkan spekulasi dan memperlebar jarak kepercayaan antara publik dan lembaga antirasuah tersebut. (Maoelana)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index