BBKSDA Riau Pastikan Bayi Gajah Laila Mati Akibat Infeksi Virus EEHV

BBKSDA Riau Pastikan Bayi Gajah Laila Mati Akibat Infeksi Virus EEHV
Anak gajah Laila ketika dicek oleh tim dokter hewan BBKSDA Riau sebelum dinyatakan mati pada Sabtu (22/11/2025). BBKSDA Riau

SEBALIK.COM, PEKANBARU — Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memastikan kematian anak Gajah Sumatera bernama Laila di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Sebanga, Kabupaten Bengkalis, disebabkan oleh infeksi Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV).

Kepastian tersebut diperoleh setelah hasil pemeriksaan Medica Satwa Laboratoris Bogor terhadap sampel jaringan dan organ yang dikirimkan BBKSDA Riau selesai dilakukan.

Kepala BBKSDA Riau, Supartono, mengatakan hasil uji laboratorium menunjukkan Laila positif terinfeksi virus EEHV yang menyerang organ hati (hepar).

“Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, penyebab kematian Laila adalah infeksi Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV),” ujar Supartono di Pekanbaru, Senin (15/12/2025).

Supartono menjelaskan, EEHV merupakan virus herpes yang secara spesifik menyerang gajah, terutama anak gajah, dengan tingkat kematian yang tinggi. Penyakit ini berkembang sangat cepat dan penularannya hanya terjadi antar sesama gajah.

“Hasil ini menjadi dasar evaluasi kami untuk memperkuat langkah pencegahan dan perlindungan, khususnya terhadap anak-anak gajah yang sangat rentan,” jelasnya.

Laila merupakan anak gajah betina berusia 1 tahun 6 bulan, hasil kelahiran alami pada 6 April 2024 dari induk bernama Puja dan pejantan Sarma. Sejak lahir, Laila berada dalam pemantauan intensif tim medis dan mahout di PKG Sebanga.

Menurut Supartono, kondisi kesehatan Laila mulai menunjukkan penurunan pada 20 November 2025, ditandai dengan berkurangnya aktivitas, meski nafsu makan dan minum masih normal. Tim medis BBKSDA Riau segera melakukan pemeriksaan serta penanganan awal berupa pemberian cairan infus, obat-obatan, dan pemantauan ketat setiap dua jam.

“Hasil pemeriksaan awal menunjukkan suhu tubuh masih dalam batas normal, namun kondisi tetap kami awasi secara intensif,” ujarnya.

Pada malam 21 November 2025, hingga pukul 22.00 WIB, Laila masih terpantau makan, minum, dan menyusu. Namun sekitar pukul 00.30 WIB, Laila terdengar menjerit dan kondisinya semakin kritis meski sempat mendapat penanganan lanjutan.

“Sekitar pukul 05.30 WIB, 22 November 2025, Laila dinyatakan mati dalam kondisi terbaring,” kata Supartono.

Untuk memastikan penyebab kematian, tim dokter hewan BBKSDA Riau melakukan nekropsi dan mengambil sampel jaringan serta organ vital untuk pemeriksaan laboratorium lanjutan, hingga akhirnya dipastikan Laila terinfeksi virus EEHV. (*)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index