SEBALIK.COM, PEKANBARU — Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Zulkifli Syukur, menegaskan bahwa keberagaman suku, agama, dan budaya di Riau merupakan modal strategis dalam memperkuat persatuan bangsa. Ia menekankan pentingnya pelestarian budaya Melayu sebagai identitas daerah sekaligus perekat sosial masyarakat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Riau pada 2024 mencapai 6,81 juta jiwa dengan komposisi multi etnis. Menurut Zulkifli, keragaman tersebut bukan hambatan, melainkan kekuatan besar jika dikelola dalam bingkai kebangsaan yang harmonis.
“Seminar ini harus menghasilkan rekomendasi konkret untuk memperkuat integrasi sosial, terutama bagi generasi muda sebagai penerus peradaban bangsa,” ujarnya di Cititel Pekanbaru, Sabtu (29/11/2025).
Beberapa langkah yang disarankan antara lain memperluas pendidikan multikultural di sekolah, memperkuat peran tokoh agama dan adat, serta menciptakan ruang dialog antar komunitas. Hal ini dimaksudkan agar generasi muda memahami jati diri sejarah dan budaya Melayu yang menjadi identitas utama masyarakat Riau.
Pemprov Riau menempatkan kebudayaan sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Fokus utama meliputi pelestarian sastra, bahasa, seni, dan tradisi Melayu, yang diharapkan membentuk etika sosial santun, ramah, dan moderat.
“Kami mengajak generasi muda menjadikan budaya Melayu sebagai identitas kebangsaan yang terbuka dan ramah. Kemajuan daerah tidak hanya diukur dari pembangunan fisik dan ekonomi, tetapi juga dari kualitas masyarakat dalam menjaga nilai budaya dan persatuan,” pungkas Zulkifli.
Pemprov Riau menekankan visi “Riau sebagai negeri yang beradat, bermarwah, dan maju” dapat tercapai jika masyarakat terus menjaga persatuan dan mengokohkan nilai-nilai budaya. (*)