Nasir Djamil Apresiasi Green Policing Kapolda Riau: Politik Hijau untuk Bumi Lancang Kuning

Nasir Djamil Apresiasi Green Policing Kapolda Riau: Politik Hijau untuk Bumi Lancang Kuning
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Muhammad Nasir Djamil

SEBALIK.COM, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Muhammad Nasir Djamil, memberikan apresiasi terhadap gagasan Green Policing atau pemolisian hijau yang digagas Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan. Menurutnya, konsep ini merupakan terobosan penting dalam merawat lingkungan hidup di Provinsi Riau, sekaligus bagian dari pendekatan politik hijau yang berorientasi pada keberlanjutan sumber daya alam.

“Politik hijau yang dijalankan Kapolda Riau ini bukan politik praktis seperti saat pesta demokrasi. Ini adalah politik merawat kekuasaan dan sumber daya alam agar tidak rusak,” ujar Nasir Djamil, Kamis (25/9/2025) dikutip dari detikcom.

Ia menilai, Green Policing mampu menjawab tantangan utama Riau, mulai dari deforestasi hingga kebakaran hutan dan lahan. Irjen Herry Heryawan, lanjutnya, menerapkan pendekatan sosial budaya dengan menjalin komunikasi ke berbagai kalangan, mulai dari tokoh agama, adat, aktivis LSM, hingga seniman dan mahasiswa.

“Pak Kapolda ingin masyarakat memahami betapa pentingnya isu lingkungan hidup ini. Itu sebabnya beliau kerap turun langsung melakukan safari menemui banyak tokoh,” jelasnya.

Pilar Moral di Tubuh Polri

Nasir menekankan, Green Policing bukan sekadar program, tetapi bisa menjadi pilar moral dan operasional Polri. Konsep ini diyakininya punya landasan kuat secara akademis, filosofis, maupun spiritual, sekaligus meyakinkan publik bahwa peran polisi tidak sebatas penegakan hukum.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa Green Policing tetap harus dibarengi dengan tindakan tegas terhadap mafia lingkungan di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, maupun pertambangan.
“Kerja mafia itu mengancam keberlanjutan sumber daya alam dan kelangsungan hidup anak cucu kita,” tegas Nasir.

Ia menyebut langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah, seperti pembentukan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) oleh Presiden Prabowo Subianto, untuk menindak tegas praktik eksploitasi ilegal.

Selaras dengan Nilai Agama

Lebih jauh, Nasir menilai Green Policing juga memiliki akar spiritual. Menurutnya, anjuran agama untuk tidak boros, tidak merusak alam, dan menjaga bumi sehat pada dasarnya sejalan dengan kampanye aktivis lingkungan.

“Agama-agama di dunia sudah lama menekankan pentingnya merawat lingkungan. Karena itu, Green Policing ini sekaligus menghidupkan pesan moral dan spiritual dalam menjaga alam,” pungkasnya. (*)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index