SEBALIK.COM , PEKANBARU - APBD Perubahan Riau diprediksi berkurang hingga Rp 200 miliar dari APBD murni.
Anggota Banggar DPRD Riau, Abdullah mengatakan, kendati belum final, namun angka Rp 200 miliar tidak akan jauh berubah.
"Potensi berkurang 200 miliar, dari 9,6 triliun APBD murni menjadi 9,4 triliun," ujar Abdullah, Selasa (23/9/2025).
Ia menjelaskan, satu penyebab Anggaran Perubahan berkurang karena deviden BUMD tidak mencapai target sesuai proyeksi pendapatan daerah.
"Memang kalau melihat secara global, faktor terbesar dari sektor migas, tren setiap tahun mengalami penurunan," jelas Abdullah.
Pemprov Riau diminta tidak hanya mengandalkan pendapatan dari sektor migas. Karena saat ini menurut Abdullah, hanya tersisa produksi minyak Riau 176 barel per day.
"Dan tahun depan berkurang lagi. Kalau hanya mengharapkan dari pendapatan migas saja maka akan terus turun pendapatan daerah," imbuhnya.
Ia menyarankan Pemprov Riau langsung merespons cepat penurunan penghasilan ini dengan membentuk tim percepatan pendapatan daerah.
Politisi PKS ini menilai banyak potensi yang masih bisa dikejar untuk menambah PAD. Mulai dari sektor maritim kelautan, optimalisasi lahan kosong, BUMD mengendalikan bisnis di Riau agar jadi dividen, aset Pemprov, pajak eksisting Pemprov pajak air permukaan dan lainnya.
"Saya berharap kepemimpinan Pak Wahid, mengajak semua lini, berkordinasi, berkomunikasi agar Riau bisa bangkit dari kondisi sulit ini. Tentu saya berharap juga belanja disusun sedemikian rupa prioritas yang menyentuh kepentingan masyarakat," imbuhnya. (*)