SEBALIK.COM , PEKANBARU - Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) mendeklarasikan diri sebagai kampus ramah difabel.
Hal itu ditegaskan dalam kegiatan Riau Difabel Fair 2025 Toward Riau an Inclusive Society yang diselenggarakan pada Sabtu (13/9/2025).
Ratusan difabel hadir dalam acara yang digelar di halaman kampus utama Umri, Jalan Tuanku Tambusai, Kota Pekanbaru.
Selain deklarasi kampus ramah difabel, acara yang mengusung tema Achievement and Creativity of Difabled Community dimeriahkan dengan pameran karya seni, usaha dan prestasi komunitas difabel.
Lalu ada bazar difabel yang memamerkan produk UMKM difabel dan talkshow tentang inklusivitas dan peran masyarakat.
Ketua panitia sekaligus Ketua Himpunan Difabel Muhammadiyah (Hidimu) Wilayah Riau, Imamil Usni menyampaikan, deklarasi kampus ramah difabel oleh Umri merupakan bentuk penghargaan kepada kaum difabel.
Selain dari Hidimu ada dari sejumlah organisasi disabilitas, orangtua dengan anak difabel serta Sekolah Luar Biasa atau SLB Bangkinang.
Sementara Rektor Umri, Dr Saidul Amin MA menyampaikan bahwa Nabi Muhammad sangat menghormati kaum difabel.
Bahkan memiliki sejumlah sahabat yang termasuk difabel.
Oleh sebab itu, ia menegaskan sudah semestinya Umri dan kaum Muslimin juga menghormati kaum difabel.
"Siapalah kita jika tidak mengikuti langkah Rasulullah yang menghormati kaum difabel," kata rektor.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PW Muhammadiyah Riau, Dr Hendri Sayuti menyambut positif deklarasi kampus ramah difabel di Umri.
Menurutnya, dengan serius membela kaum difabel maka kaum Muslimin akan ditolong Allah SWT.
Muhammadiyah, tutur Hendri, bukan hanya hadir untuk menciptakan masyarakat terbuka tapi juga membela dan memberdayakan kaum dhuafa.
Saking seriusnya menghadapi persoalan ini, PP Muhammadiyah melahirkan Fiqih Difabel Muhammadiyah yang tak semua gerakan dakwah memilikinya.
"Karena itu, gerakan pemberdayaan difabel harus terus dilakukan di Umri," jelasnya.
Setelah deklarasi ini, tambahnya, Muhammadiyah juga akan segera menghadirkan rumah bagi kaum difabel. Lalu, mendorong masjid-masjid Muhammadiyah ke depan menjadi pusat pembinaan difabel. (*)