Manfaatkan Potensi Kawasan Mangrove, LPHD Teluk Pambang Bengkalis Gelar Wisata Unik ‘Kunang-Kunang Mangrove’

Manfaatkan Potensi Kawasan Mangrove, LPHD Teluk Pambang Bengkalis Gelar Wisata Unik ‘Kunang-Kunang Mangrove’

SEBALIK.COM, BANTAN – Desa Teluk Pambang, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, dikenal memiliki kawasan hutan mangrove yang lebat dan terjaga. Potensi besar ini tidak hanya penting dari sisi ekologi, tetapi juga dapat mendongkrak ekonomi masyarakat jika dikelola secara bijak.

Melihat peluang tersebut, Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Teluk Pambang berinisiatif mengembangkan wisata unik bertajuk Kunang-Kunang Mangrove. Rencananya, wisata minat khusus ini akan digelar pada akhir November 2025.

Ketua LPHD Teluk Pambang, Indra Sukmawan, menyebut wisata ini akan menjadi ciri khas sekaligus ikon baru desa. “Keindahan cahaya alami kunang-kunang di tengah hutan mangrove adalah daya tarik langka. Wisata ini bisa menjadi identitas desa sekaligus sumber pendapatan masyarakat sekitar,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).

Bagi sebagian besar masyarakat pesisir, kunang-kunang bukanlah hal asing. Namun kini keberadaannya semakin jarang akibat berkurangnya habitat alami. Bahkan generasi muda, khususnya Gen Z, banyak yang tidak pernah melihat langsung kumbang bercahaya tersebut. Karena itu, ekowisata ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi agar masyarakat lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Pendamping Lokal Desa dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Hasnur Rasid, menambahkan wisata ini akan melibatkan masyarakat secara langsung, mulai dari pemandu wisata, penyedia transportasi lokal, kuliner, hingga homestay. “Semakin banyak warga terlibat, semakin besar pula kesadaran mereka menjaga mangrove sebagai habitat alami kunang-kunang. Wisata ini bukan hanya hiburan, tapi juga strategi mencegah perambahan hutan,” jelasnya.

Dengan dukungan YKAN, LPHD Teluk Pambang berkomitmen menjadikan wisata kunang-kunang sebagai program berkelanjutan yang menyatukan aspek konservasi, ekonomi, dan kebanggaan identitas lokal. Masyarakat diharapkan tidak lagi melihat hutan sebagai sesuatu yang bernilai jika ditebang, melainkan lebih berharga jika dijaga untuk generasi mendatang. (*)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index