SEBALIK.COM, BANTAN – Semangat masyarakat Desa Teluk Pambang bersama Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) membuat kawasan mangrove Teluk Pambang, Kabupaten Bengkalis, semakin dilirik hingga ke tingkat internasional.
Sejak 2021, desa ini mendapat pendampingan YKAN. Pada 2023, program restorasi mangrove seluas 100 hektare dan perlindungan 700 hektare mulai berjalan. LPHD Teluk Pambang pun aktif melakukan pembibitan, penanaman, perawatan, hingga patroli perlindungan mangrove.
Camat Bantan, Rafli Kurniawan, menegaskan dukungan pemerintah kecamatan. “Kegiatan restorasi mangrove ini berdampak positif bagi lingkungan maupun ekonomi masyarakat,” ujarnya saat monitoring dan evaluasi program, Selasa (10/9/2025).
Pj. Kepala Desa Teluk Pambang, Sariyono, menambahkan bahwa keberadaan YKAN mendorong masyarakat lebih peduli lingkungan. “Kami berharap desa kami dikenal sebagai ikon mangrove. Jika sebut mangrove, ingat Teluk Pambang,” katanya.
Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, memuji semangat masyarakat pesisir. “Kuncinya adalah kebersamaan. Dengan kompak, semua mimpi menjaga mangrove akan terwujud,” ujarnya.
Monitoring lapangan menunjukkan hasil positif: mangrove hasil restorasi sejak 2023 sudah tumbuh hingga 2 meter dengan regenerasi alami yang padat dan beragam jenis. Program ini juga mendapat dukungan UPT KPH Bengkalis Pulau, UPT PSDKP Wilayah II, serta sejumlah desa mitra.
Berkat upaya bersama, Desa Teluk Pambang kini tak hanya mampu menahan abrasi pantai, tapi juga mulai menarik perhatian investor, wisatawan nasional, hingga mancanegara. (*)