SEBALIK.COM, BEKASI – Ustazah berinisial PY atau dikenal dengan Umi Cinta belakangan jadi buah bibir, hal ini tak lepas dari ulahnya yang kabarnya menjanjikan warga bisa masuk surga asal bayar Rp 1 juta saja.
Tak pelak hal ini membuat warga Kota Bekasi mengamuk, kegiatan keagamaan yang dipimpinnya berada di lingkungan Perumahan Dukuh Zamrud, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, itu pun langsung digeruduk warga pada Minggu (10/8/2025) lalu.
PY disebut telah menggelar pengajian tertutup selama delapan tahun terakhir dengan anggota mencapai 70 orang. Pertemuan rutin berlangsung setiap akhir pekan sejak pukul 05.00 WIB hingga menjelang siang.
Aktivitas ini dinilai warga meresahkan karena tak memiliki izin lingkungan dan memicu kemacetan akibat parkir kendaraan sembarangan di jalan perumahan. “Sejak awal tidak ada izin RT maupun RW. Sudah delapan tahun kegiatan ini berjalan,” ungkap AB (54).
Keresahan warga memuncak setelah mantan anggota kelompok tersebut membongkar adanya janji masuk surga bagi yang membayar infak Rp1 juta. “Ada keterangan kalau mau masuk surga, bayar Rp1 juta,” kata AB.
Sebelum menetap di Dukuh Zamrud, PY dan kelompoknya sempat berpindah dari perumahan lain karena ditolak warga setempat. Selain dugaan praktik keagamaan menyimpang, warga juga mengeluhkan keberadaan dua ekor anjing peliharaan PY.
Gonggongan hewan itu kerap mengganggu, apalagi PY jarang menempati rumah tersebut.Warga juga menyoroti tindakan PY yang pernah melaporkan seorang tokoh agama setempat atas dugaan pencemaran nama baik.
Laporan itu disebut membuat tokoh tersebut jatuh sakit hingga meninggal, meski warga sudah memohon agar laporan dicabut. Warga mengaku prihatin melihat perubahan perilaku sejumlah anggota kelompok PY.
Beberapa istri disebut berani mengancam cerai suami, dan anak-anak menolak menuruti perintah orangtua. Kekecewaan warga akhirnya diwujudkan dengan aksi protes. Mereka membentangkan spanduk berisi tanda tangan penolakan di depan rumah PY dan gerbang perumahan saat pengajian berlangsung.
Warga kini mendesak pemerintah dan aparat kepolisian untuk turun tangan menghentikan kegiatan yang dinilai menimbulkan keresahan tersebut. Upaya konfirmasi ke rumah PY tidak berhasil karena yang bersangkutan tidak ada di lokasi.
“Dia enggak tinggal di sini,” kata Toto Sutarno (53), warga sekitar. (*)