Damkar Inhil Amankan Tiga Ekor Buaya dari Sungai Indragiri

Damkar Inhil Amankan Tiga Ekor Buaya dari Sungai Indragiri
Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Inhil berhasil menangkap tiga ekor buaya dari lokasi berbeda di Sungai Indragiri.

SEBALIK.COM, INDRAGIRI HILIR — Warga di sepanjang aliran Sungai Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), belakangan ini hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Beberapa kali, buaya berukuran besar terlihat muncul di tepian sungai, bahkan ada yang naik hingga ke pekarangan rumah warga di Kecamatan Kritang.

Merespons keresahan itu, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Inhil bergerak cepat. Dalam sepekan terakhir, tim penyelamat satwa tersebut berhasil menangkap tiga ekor buaya dari lokasi berbeda di Sungai Indragiri.

“Penangkapan ini kami lakukan untuk menjaga keselamatan warga. Beberapa di antaranya sudah sering menampakkan diri di area permukiman,” kata Kepala Damkar Inhil, Junaidi, saat dikonfirmasi, Rabu (29/10/2025).

Penangkapan pertama dilakukan 22 Oktober 2025 di Desa Kayu Raja, Kecamatan Kritang. Dua ekor buaya, masing-masing sepanjang 2,5 meter dan 3 meter, berhasil ditangkap setelah beberapa hari tim memantau pergerakannya.

Lima hari kemudian, 27 Oktober 2025, seekor buaya lain berukuran dua meter turut diamankan di Desa Tanjung Siantar, Kecamatan Batang Tuaka. Warga sempat membantu petugas dengan memasang jaring di tepi sungai sebelum buaya tersebut berhasil dilumpuhkan.

Ketiga buaya tersebut kini ditempatkan di penangkaran sementara milik Damkar Inhil yang berada di Jalan SKB, Tembilahan. Kandang berukuran 3x5 meter itu disiapkan untuk observasi sebelum buaya dikembalikan ke habitat alaminya di Sungai Bela, Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra).

“Kami tidak pernah membunuh buaya. Mereka adalah satwa yang dilindungi. Setelah diamankan dan dipastikan aman, semuanya akan dilepaskan kembali,” jelas Junaidi.

Habitat yang Berbenturan dengan Aktivitas Manusia

Menurut Junaidi, Sungai Bela merupakan wilayah dengan populasi buaya terbanyak di Inhil. Kawasan ini merupakan habitat alami bagi spesies tersebut. Namun, seiring bertambahnya aktivitas manusia di bantaran sungai, interaksi antara warga dan buaya menjadi semakin sering.

“Kalau di Sungai Bela memang habitat aslinya. Tapi karena sungai makin ramai digunakan untuk aktivitas masyarakat, buaya kadang muncul di tempat-tempat baru,” katanya.

Beberapa warga mengaku kini lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai, terutama ketika menimba air atau mencuci. “Biasanya buaya muncul pagi atau sore. Jadi kami tidak berani turun ke air sendirian,” ujar seorang warga Kritang.

Junaidi menegaskan, Damkar Inhil bersama instansi terkait akan terus melakukan pemantauan rutin di titik-titik rawan kemunculan buaya. Selain itu, pihaknya juga melakukan edukasi kepada masyarakat tentang cara melapor dan langkah aman jika melihat buaya di sekitar permukiman.

“Kami minta masyarakat segera menghubungi petugas jika menemukan buaya. Jangan mencoba menangkap sendiri karena berisiko tinggi,” tegasnya.

Sejak awal tahun 2025, sedikitnya delapan ekor buaya sudah berhasil diamankan dari berbagai kecamatan di Inhil. Semua buaya tersebut dilepas kembali di Sungai Bela, yang kini dijadikan zona konservasi alami bagi satwa reptil tersebut.

Buaya mungkin masih akan terus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pesisir Sungai Indragiri. Namun, dengan langkah cepat pemerintah dan kesadaran warga, diharapkan harmoni antara manusia dan alam tetap bisa dijaga. (*)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index