SEBALIK.COM, PEKANBARU - Di tengah hiruk pikuk dunia modern, segalanya serba instan, satu kisah penuh haru dan tekad luar biasa datang dari Medan, Sumatera Utara.
Pria yang akrab disapa Kang Ujang Habibi, dengan niat tulus yang mengakar kuat di hatinya, telah memulai perjalanan suci menuju Makkah, Arab Saudi. Bukan dengan pesawat atau kapal mewah, melainkan dengan kedua kakinya.
Perjalanan spiritual yang diperkirakan memakan waktu berbulan-bulan, bahkan mungkin tahunan ini, adalah bukti nyata kekuatan iman Kang Ujang, Ia memulai langkah pertamanya dari Medan, membawa perbekalan seadanya, namun dengan keyakinan yang tak terbatas.
Rutenya bukanlah perjalanan biasa. Ia berencana menyusuri kampung demi kampung, kota demi kota, melintasi pulau-pulau di Indonesia sebelum akhirnya menyeberang ke benua lain. Total, diperkirakan Kang Ujang Habibi akan melewati 12 negara sebelum kakinya dapat menginjak Tanah Suci Makkah.
"Ini adalah panggilan hati. Niat saya tulus, lillahi ta'ala, untuk bisa sampai ke Baitullah (rumah Allah)," ujar Kang Ujang saat singgah di nahdliyin akar rumput kota Pekanbaru, Minggu (26/10/2025).
Matanya tampak berkaca-kaca, memancarkan campuran antara keharuan dan semangat yang membara. Baginya, setiap langkah yang ia ayunkan adalah bentuk ibadah, kesabaran, dan kepasrahan penuh kepada Sang Pencipta.
Kang ujang menyusuri desa, menuai doa di sepanjang perjalanannya yang masih di wilayah Indonesia. Banyak warga yang ia temui di berbagai desa dan kota merasa terharu dan terinspirasi oleh tekadnya. Tidak jarang warga yang ia temui menawarinya minum, makanan, atau sekadar tempat untuk beristirahat sejenak.
Setiap perjumpaan meninggalkan jejak haru dan doa yang tulus dari masyarakat yang mengiringi langkahnya.
"Kami doakan semoga Kang Ujang selamat sampai tujuan, diberikan kesehatan dan kekuatan. Niat beliau ini sungguh luar biasa," ujar Rokandi seorang warga yang sempat berbincang dengannya.
Melintasi Batas, menguji perjalanan lintas benua dengan berjalan kaki, tentu penuh dengan tantangan yang tak terbayangkan. Ia harus menghadapi cuaca ekstrem, kondisi geografis yang beragam, dari hutan lebat, pegunungan hingga gurun pasir. Belum lagi perbedaan bahasa dan budaya di 12 negara yang akan ia masuki. Namun, Kang Ujang Habibi melihat semua itu bukan sebagai halangan, melainkan sebagai bagian dari ujian keimanannya.
Kisah Kang Ujang Habibi lebih dari sekadar perjalanan fisik ribuan kilometer. Ini adalah simbol tentang kekuatan niat yang tulus, kesabaran yang tak bertepi, dan cinta yang mendalam terhadap panggilan suci. Ia membuktikan bahwa keterbatasan materi bukanlah penghalang utama untuk menunaikan ibadah.
Perjalanan Kang Ujang masih sangat panjang. Belasan negara harus ia taklukkan dengan kedua kakinya. Dengan doa yang terus mengalir dari tanah air dan niat suci yang menjadi kompasnya, seluruh masyarakat berharap Kang Ujang dapat tiba di Makkah Al-Mukarramah dengan selamat. (Mail Has)