Polbeng Dorong Transformasi Pertanian Bengkalis Lewat Teknologi Irigasi IoT dan Bajak Mini

Polbeng Dorong Transformasi Pertanian Bengkalis Lewat Teknologi Irigasi IoT dan Bajak Mini

SEBALIK.COM, BENGKALIS – Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong inovasi teknologi pertanian. Melalui program Matching Fund (MF) Tahun 2025, Polbeng bekerja sama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bengkalis mengembangkan sistem irigasi berbasis Internet of Things (IoT) dan bajak mini inovatif untuk petani lokal.

Hingga pertengahan Oktober, pelaksanaan program yang mengusung tema “Transformasi Pertanian Menuju Swasembada Pangan” itu telah mencapai sekitar 75 persen, dan dijadwalkan akan diseminasi ke kelompok mitra pada awal November 2025.

Program ini dilaksanakan di tiga titik lokasi percontohan: Desa Deluk, Kecamatan Bantan; Kecamatan Siak Kecil; dan Kecamatan Mandau. Fokus utamanya adalah penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dapat menjawab tantangan pertanian modern.

Sistem irigasi digital berbasis IoT dirancang untuk mengoptimalkan distribusi air dan memungkinkan petani memantau kondisi lahan secara daring. Sementara bajak mini difungsikan untuk membantu pengolahan lahan kecil hingga menengah secara lebih efisien, hemat tenaga, dan ramah lingkungan.

Ketua Tim Pengusul Polbeng, Abdul Gafur, mengatakan penerapan teknologi ini merupakan langkah konkret kampus dalam menghadirkan solusi yang langsung menyentuh kebutuhan petani.

“Kami ingin teknologi tidak hanya berhenti di ruang laboratorium, tapi benar-benar memberi manfaat di lapangan. Sistem irigasi IoT dan bajak mini ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas sekaligus menghemat waktu kerja petani,” ujar Abdul Gafur.

Selain melibatkan dosen dan mahasiswa Polbeng, program ini juga mendapat dukungan Tim Posyantek Kecamatan Bengkalis yang berperan dalam pendampingan teknis dan pelatihan penggunaan alat.

Kolaborasi lintas sektor ini disebut menjadi bukti nyata sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis inovasi.

Ketua Kelompok Tani Desa Deluk, Sanusi, mengaku sangat merasakan manfaat dari teknologi yang diperkenalkan.

“Selama ini kami menyiram dan memantau lahan secara manual, sekarang jadi lebih mudah dan cepat. Kami juga menunggu penerapan bajak mini karena bisa membantu kami mengolah lahan lebih efisien,” ungkap Sanusi.

Dengan capaian progres yang hampir rampung, tim pelaksana optimistis seluruh kegiatan akan selesai sesuai jadwal. Hasil program nantinya akan didiseminasikan kepada kelompok mitra untuk diperluas penerapannya di wilayah Bengkalis.

“Kami ingin teknologi ini menjadi awal perubahan nyata menuju pertanian modern di Bengkalis,” tutup Abdul Gafur.

Program Matching Fund Polbeng ini diharapkan menjadi model pengembangan pertanian berbasis teknologi lokal yang memperkuat kemandirian dan daya saing sektor pangan Kabupaten Bengkalis. (*)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index