Kadiskes Riau Minta Fogging dan Edukasi Usai Kasus DBD di Meranti

Kadiskes Riau Minta Fogging dan Edukasi Usai Kasus DBD di Meranti
Plt Kadiskes Riau, Ns Widodo.

SEBALIK.COM , PEKANBARU – Dinas Kesehatan Provinsi Riau menindaklanjuti meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan diare di Kabupaten Kepulauan Meranti yang menelan korban jiwa. 

Plt Kadiskes Riau, Ns Widodo, mengimbau jajaran kesehatan di daerah memperketat pengawasan dan menggerakkan masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.

Dijelaskan Widodo, pihaknya segera berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti guna memastikan langkah cepat di lapangan dilakukan secara terarah.

“Kawan-kawan di Puskesmas sebagai lini terdepan juga kami minta terus aktif bersama kader-kader posyandu dalam upaya pencegahan dan edukasi ke masyarakat,” ujar Widodo, Senin (20/10/2025).

Menurutnya, musim hujan saat ini menjadi faktor pemicu meningkatnya kasus penyakit berbasis lingkungan, seperti DBD dan diare. Untuk itu, ia menekankan pentingnya gotong royong membersihkan lingkungan, terutama saluran air dan genangan yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

“Harapan kami masyarakat bergotong royong menjaga kebersihan, mengalirkan parit dan got yang tergenang, serta menaburkan abate pada genangan air agar dapat mengendalikan perkembangan nyamuk,” jelasnya.

Widodo mengingatkan agar masyarakat tidak menunda pemeriksaan saat muncul gejala DBD. Ia menegaskan, keterlambatan penanganan dapat menyebabkan kondisi berbahaya seperti shock dengue yang berujung kematian.

“Kalau ada gejala, segera ke fasilitas kesehatan terdekat. Karena kondisi itu, terutama pada anak-anak, sangat rentan. Shock dengue inilah yang sering menjadi penyebab kematian,” tegasnya.

Terkait peningkatan kasus diare yang juga menyebabkan dua balita meninggal dunia di Meranti, Widodo menilai kebersihan lingkungan dan sanitasi menjadi kunci utama pencegahan.

“Kami juga minta jajaran kesehatan memperkuat edukasi tentang pentingnya air bersih dan cuci tangan pakai sabun. Masyarakat harus memastikan sumber air tidak tercemar dan makanan disimpan dengan baik agar tidak menimbulkan infeksi saluran pencernaan,” tambahnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran lebih luas, Dinas Kesehatan Riau meminta agar dilakukan fogging (penyemprotan nyamuk) di wilayah yang ditemukan kasus DBD, sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP).

“Kami dari Dinas Kesehatan melalui teman-teman di lapangan, termasuk P2P, agar melakukan penyemprotan di daerah yang terindikasi DHF. Tujuannya memutus rantai perkembangan nyamuk dan mencegah kasus baru,” pungkas Widodo.

Sebagai informasi, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, hingga 18 Oktober 2025 tercatat 316 kasus diare di seluruh kecamatan, serta 301 kasus DBD dan Demam Dengue (DD) sejak Januari 2025. 

Angka ini meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya. Dua balita masing-masing berusia empat dan enam bulan meninggal akibat dehidrasi berat, sementara seorang balita dua tahun meninggal karena DBD. (Maoelana)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index