SEBALIK.COM , PEKANBARU – Permasalahan yang dihadapi PT Pengembangan Investasi Riau (PIR) kembali menjadi sorotan.
Rekening perusahaan pelat merah itu diblokir Kantor Pajak akibat sejumlah tunggakan, sehingga mengganggu operasional seluruh unit usaha.
Plt Kepala Biro Perekonomian dan SDA Setdaprov Riau, Bobby Rachmat, menegaskan bahwa pemegang saham telah meminta direksi PIR bergerak cepat mencari solusi agar rekening perusahaan segera dibuka kembali.
“Kalau kondisi ini berlarut-larut, tentu akan sangat menghambat roda bisnis BUMD. Karena itu, kita minta direksi menuntaskan persoalan rekening yang diblokir ini,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Bobby mengaku prihatin dengan keadaan yang menimpa manajemen baru PIR. Menurutnya, direksi semestinya sudah bisa menjalankan rencana bisnis, namun terhalang karena tidak adanya akses rekening.
“Mereka sudah berkomitmen mengurus persoalan ini. Kita juga akan terus memantau sampai benar-benar selesai,” sambungnya.
Terkait keberadaan puluhan karyawan yang terancam dirumahkan akibat masalah tersebut, Bobby menekankan agar manajemen mencarikan jalan keluar terbaik.
“Kalau memang tidak bisa dipertahankan, setidaknya harus jelas kronologinya agar ada solusi,” katanya.
Sementara itu, Direktur PT PIR, Muhammad Suhandi, mengakui bahwa pihaknya tengah menghadapi beban hutang yang cukup besar.
Rinciannya, kompensasi Domestic Market Obligation (DMO) sekitar Rp2 miliar, kurang bayar royalti batubara lebih kurang Rp90 miliar, dan tunggakan pajak lebih dari Rp9 miliar, dengan Rp4,5 miliar di antaranya sudah berkekuatan hukum tetap.
“Akibat semua itu, seluruh rekening perusahaan diblokir. Kondisi ini membuat PIR praktis tidak bisa beroperasi. Kita istilahkan sudah shutdown,” ungkap Suhandi.
Meski demikian, ia menegaskan tidak tinggal diam. Pihaknya sedang berkomunikasi dengan Kanwil Pajak dan Kementerian ESDM untuk meminta keringanan berupa skema cicilan agar perusahaan bisa kembali bergerak.
“Kami butuh kesempatan untuk menjalankan usaha. Kalau rekening tetap distop, bagaimana kami bisa bayar hutang. Saat ini kita juga sudah menjalin kontrak dengan beberapa penambang dan trader untuk memulai lagi aktivitas usaha,” jelasnya. (Maoelana)