SEBALIK.COM , PEKANBARU – Gubernur Riau Abdul Wahid kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk mengatasi kerusakan jalan di ruas Lintas Minas-Perawang.
Dalam rapat koordinasi bersama sejumlah perusahaan, Kamis (18/9/2025), Gubri menyampaikan solusi dengan melibatkan kontribusi langsung perusahaan yang truknya melintasi jalan tersebut.
“Perusahaan bisa membantu memperbaiki jalan sesuai kemampuan, misalnya sekian meter per perusahaan. Selebihnya, Pemprov Riau akan menanggung. Yang penting ada kontribusi dan kebersamaan,” tegas Abdul Wahid.
Solusi tersebut langsung disambut positif perwakilan perusahaan. Perwakilan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menyatakan siap bekerjasama.
“Untuk jalan kami siap membantu. Kita sepakat dengan solusi yang Pak Gubernur sampaikan. Per perusahaan nanti kita sepakati berapa kilometer yang bisa diperbaiki. Prinsipnya ada kontribusi dan kebersamaan. Detailnya akan kita bicarakan lagi,” ujar perwakilan PHR.
Hal senada juga disampaikan perwakilan PT Arara Abadi. Pihaknya menyampaikan keprihatinan atas kondisi jalan yang kerap menimbulkan kecelakaan dan siap terlibat dalam upaya perbaikan.
“Arara Abadi siap untuk melakukan perbaikan jalan. Kami juga sudah menindaklanjuti arahan soal mutasi plat kendaraan. Jika dua tahun lalu 70% kendaraan kami non-plat BM, sekarang sudah tinggal 40%. Sosialisasi terus berjalan agar seluruhnya bisa segera dimutasi,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Gubri Abdul Wahid memastikan tindak lanjut perbaikan jalan akan segera dirumuskan.
“Nanti kita tindak lanjuti di Siak. Saya yang bertanggung jawab langsung. Ada kepala Dinas Perhubungan, Dinas PU, dan Kadispenda yang akan mengawal teknisnya,” tegasnya.
Rapat koordinasi ini menjadi langkah awal kebersamaan Pemprov Riau dengan perusahaan, demi mengurangi dampak kerusakan jalan akibat kendaraan bertonase besar dan mendukung keselamatan pengguna jalan.
Sebelumnya, Selasa (16/9/2025), Gubernur Riau Abdul Wahid meninjau langsung kerusakan parah di Jalan Provinsi Lintas Minas-Perawang, Kabupaten Siak.
Langkah itu dilakukan Gubri sebagai respons atas keresahan warga yang sebelumnya memblokir jalan akibat maraknya truk ODOL (over dimension over load) yang melintas dan memperparah kerusakan jalan. (Maoelana)