SEBALIK.COM , PEKANBARU – Insiden kebakaran yang melanda Gedung Terra Drone di kawasan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025), menyisakan duka mendalam. Sebanyak 22 orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk seorang perempuan yang tengah hamil.
Kabar tersebut sontak menghebohkan publik dan memicu banyak pertanyaan mengenai penyebab kebakaran yang dengan cepat melalap gedung operasional perusahaan teknologi asal Jepang itu.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, mengatakan seluruh jenazah yang ditemukan telah dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk proses identifikasi.
“Di antara korban terdapat seorang wanita hamil. Jumlah korban bisa bertambah, proses pencarian masih terus dilakukan,” ujarnya di lokasi kejadian.
Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin, menyebut lebih dari 20 unit mobil pemadam dan 17 ambulans dikerahkan untuk penanganan darurat.
“Saat ini masih dilakukan pendinginan dan pemeriksaan ulang apakah masih ada korban lain di dalam gedung,” jelasnya.
Kapolres Susatyo juga mengumumkan dibukanya posko aduan bagi keluarga karyawan Terra Drone yang belum kembali atau belum dapat dihubungi.
“Kami membuka posko bagi keluarga yang membutuhkan informasi tentang keberadaan anggota keluarganya,” katanya.
Pernah Lakukan Studi Pemantauan Petani Sawit di Riau
Banyak masyarakat yang belum mengenal Terra Drone sebelum tragedi ini mencuat. Perusahaan tersebut tercatat sebagai salah satu penyedia layanan drone terbesar di dunia.
Berdasarkan informasi dari situs resmi mereka yang diakses Sebalik.com pada Rabu (10/12/2025), Terra Drone menawarkan jasa pemetaan udara, inspeksi infrastruktur, hingga analisis data berbasis teknologi drone.
Didirikan di Jepang pada 2016, Terra Drone berkembang pesat dengan strategi menggabungkan teknologi mutakhir dan keahlian lokal. Mereka aktif mengakuisisi perusahaan jasa drone di berbagai negara untuk memperkuat jaringan global. Pada 2020, Drone Industry Insight menobatkan Terra Drone sebagai penyedia jasa drone nomor satu di dunia.
Di Indonesia, Terra Drone telah banyak terlibat dalam proyek infrastruktur dan sektor perkebunan. Mereka menggunakan divisi “Terra Agri” untuk mendukung pertanian presisi, termasuk pemetaan lahan kelapa sawit di Sumatera.
Dikutip dari Tvonenews.com, pada tahun 2021, Terra Drone Indonesia bermitra dengan International Finance Corporation (IFC), bagian dari World Bank Group, untuk melakukan studi bersama mengenai pemanfaatan teknologi drone dalam pemantauan petani kelapa sawit swadaya. Studi ini dilakukan di Riau, Sumatera.
Perusahaan ini juga pernah mengerjakan pemetaan udara pada proyek tol Cisumdawu dengan drone fixed wing Bramor ppX, yang mampu terbang hingga tiga jam dan menghasilkan data pemetaan berpresisi tinggi.
Dugaan Penyebab Kebakaran
Sumber awal kebakaran diduga berasal dari korsleting listrik atau baterai yang berada di lantai satu gedung, sebelum api merambat cepat ke lantai atas yang menjadi pusat penyimpanan berbagai perangkat drone.
Namun, Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pastinya.
Tragedi ini tidak hanya meninggalkan duka, tetapi juga menyisakan pertanyaan besar mengenai standar keamanan fasilitas penyimpanan peralatan teknologi tinggi serta kesiapsiagaan menghadapi risiko kebakaran di gedung operasional perusahaan. (Maoelana)