SEBALIK.COM, MERANTI - Beredar sejumlah informasi yang kurang tepat terkait insiden perjalanan santri Pondok Pesantren Nahdatul Quran Desa Permai usai menghadiri peringatan hari santri di Desa Tanjung Samak, Rangsang, Kepulauan Meranti, Rabu (22/10/2025).
Berdasarkan keterangan dari Didik Wahudi melalui akun Facebook pribadinya, kejadian tersebut tidak seperti yang diberitakan sebelumnya.
Didik yang ikut dalam perjalanan tersebut menegaskan bahwa kabar yang menyebut mesin kempang mati saat perjalanan pulang adalah keliru. Didik mengatakan, mesin dalam keadaan hidup dan berfungsi dengan baik.
Ia juga membantah kabar yang menyebut adanya korban meninggal dunia, karena seluruh penumpang, baik santriwan maupun santriwati, berhasil selamat dan tiba dengan kondisi baik.
"Perjalanan dimulai dari Tanjung Samak sekitar pukul 13.30 WIB dalam kondisi air surut dan angin kencang. Dalam perjalanan, kempang beberapa kali terhempas ombak sehingga rombongan sempat menepi dan beristirahat di Pelabuhan Penyagun selama kurang lebih satu jam. Setelah situasi dianggap aman, perjalanan dilanjutkan kembali," kata Didik, Kamis (23/10/2025).
Namun di tengah perjalanan, lanjut Didik, kempang kembali diterpa ombak besar akibat angin barat. Selain itu, pompa siput pembuang air petak mengalami sedikit kendala karena tersumbat oleh sampah plastik, sisa jajanan, serbuk kayu, dan pasir. Kondisi tersebut membuat sebagian penumpang panik dan menangis.
"Karena ombak menggulung dari samping, nakhoda tidak dapat memutar haluan kembali ke Pelabuhan Penyagun karena berisiko tinggi. Akhirnya diputuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju tepi Bangsal Sagu Teluk Beringin (Anak Ayam). Sekitar pukul 17.00 WIB, kempang berhasil tiba di lokasi tersebut dengan selamat," jelasnya di postingan tersebut.
Didik mengatakan, sesampainya di Teluk Beringin, pihak pengemudi berusaha mencari bantuan dengan menghubungi Ujang yang bekerja di Pol Airud, serta meminta bantuan kempang lain milik mereka untuk menjemput sebagian penumpang.
Sekitar pukul 19.40 WIB, kata Didik, kempang bantuan tiba di lokasi, disusul kapal Pol Airud sekitar pukul 20.00 WIB. Penumpang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok, dua kempang dan satu kapal Airud, untuk melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Desa Bantar.
"Dalam perjalanan menuju Bantar, rombongan juga mendapat bantuan dari tim Basarnas yang turut mengawal hingga seluruh santri dan kru tiba di tempat tujuan dengan aman," ujar Didik.
Atas kejadian ini, Didik Wahudi menyampaikan terima kasih kepada Pol Airud, Basarnas, serta seluruh pihak yang telah membantu memberikan rasa aman dan memastikan seluruh penumpang dapat sampai ke tujuan dengan selamat.
Didik juga berharap agar informasi yang beredar di masyarakat tidak simpang siur dan tidak menimbulkan keresahan. (Maoelana)