SEBALIK.COM , BENGKALIS - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) turut menyoroti permasalahan di Pelabuhan RoRo Bengkalis yang sempat memicu keributan akhir pekan lalu.
DPH LAMR Bengkalis Datuk Sri Syaukani mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat menyikapi permasalahan RoRo Bengkalis.
"Kami sudah sampaikan sikap resmi LAMR kepada bupati Bengkalis. Mulai dari uraian masalah hingga penyelesaian jangka pendek dan jangka panjang dari sudut LAM,” ujarnya.
Syaukani mengatakan, dalam jangka pendek penyelesaian yang harus dilakukan di antaranya meminta pemda segera mencarikan solusi terkait penambahan armada.
"Kemudian melakukan pengawasan terhadap petugas di lapangan agar tidak ada perilaku yang melukai masyarakat,” jelasnya.
Sementara solusi jangka panjang LAMR Bengkalis meminta pemda melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang berhubungan dengan pengelola kapal maupun dengan stakeholder pemerintah.
"Kita usulkan juga agar pemda melanjutkan program e-tiketing untuk penyeberangan RoRo Bengkalis sebagai langkah antisipasi lancarnya antrean pelabuhan," terang Syaukani.
Dalam penyampaian solusi LAMR Bengkalis beberapa waktu lalu, pemda pada intinya menyatakan bersepakat dan melaksanakan mana yang lebih dahulu diselesaikan.
Syaukani memaparkan, pihaknya melihat keributan saat antre kendaraan disebabkan pengaturan antrean selama ini tidak profesional. Sehingga masih ada ruang pelanggaran, seperti menerobos antrean oleh orang tertentu.
"Penerobosan antrean melibatkan semua kalangan. Mereka melihat ada peluang itu. Perlu pemberlakuan sanksi terhadap pelaku penerobos antrean tersebut," jelasnya.
Masalah lain, masih kurangnya pemahaman pelaku penerobos antrean bahwa prilakunya dapat melukai perasaan orang yang antre lama.
Untuk itu LAMR Bengkalis mengajak semua pihak baik pemerintah Bengkalis, Kejari, Kapolres dan Kodim untuk bersama melakukan pemahaman adab ini. (*)
.jpeg)
