Kinerja Jadi Tolok Ukur Mutasi Kepala Sekolah di Riau, Gubri Pastikan Tanpa Titipan

Senin, 15 September 2025 | 19:59:14 WIB

SEBALIK.COM , PEKANBARU - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau, Dr Adolf Bastian, melakukan pertemuan dengan Gubernur Abdul Wahid di Kantor Gubernur, Pekanbaru, Senin (15/09/2025).

Menurut Dr Adolf, audiensi ini menghasilkan sejumlah poin penting yang memberi angin segar bagi tenaga pendidik di Riau, salah satunya perhatian Pemprov terhadap kondisi gedung guru yang membutuhkan renovasi.

Ia mengapresiasi respon cepat Gubernur Abdul Wahid terkait laporan program PGRI dan fasilitas gedung guru. Bahkan, Dinas PUPR Riau sudah melakukan penilaian kebutuhan anggaran untuk perbaikan.

“Pertemuan ini luar biasa, kami laporkan beberapa program PGRI termasuk kondisi gedung guru. Alhamdulillah sudah mendapat perhatian, rencananya ada alokasi anggaran,” ujar Adolf.

Ia menilai perhatian pemerintah membuktikan nasib tenaga pendidik tidak dikesampingkan. Renovasi gedung guru diharapkan memperkuat aktivitas organisasi sekaligus menjadi pusat kegiatan yang representatif.

Selain infrastruktur, Adolf juga menyinggung isu sensitif soal oknum yang mencoba memengaruhi penempatan kepala sekolah. Menurutnya, hal ini sudah menjadi perhatian serius PGRI.

“Kami bersyukur Pak Gubernur mendukung guru-guru di Riau, termasuk dalam mengatasi oknum yang ingin mendudukkan seseorang jadi kepala sekolah,” jelasnya.

Ia menambahkan, guru dan kepala sekolah harus fokus meningkatkan kinerja serta profesionalisme. Sebab keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan fasilitas, tapi juga kesungguhan tenaga pendidik.

“Intinya, guru diharapkan fokus meningkatkan kinerja. Kami apresiasi langkah Pak Gubernur dan berharap program PGRI mendapat dukungan penuh,” tambah Adolf.

Menanggapi hal itu, Gubernur Abdul Wahid menegaskan sikapnya menolak praktik percaloan jabatan kepala sekolah. Ia meminta agar kepala sekolah tidak mudah percaya pada janji pihak yang tidak berwenang.

“Bagi kepala sekolah di Riau jangan percaya dengan oknum itu. Mutasi dan rotasi akan saya lakukan dengan prinsip akuntabilitas,” tegasnya.

Gubri menekankan, jabatan kepala sekolah adalah amanah besar untuk membina pendidikan. Penilaian akan didasarkan pada kinerja dan profesionalitas, bukan kepentingan pribadi atau kelompok.

“Sekolah itu tempat belajar dan mengajar. Yang dinilai adalah kinerja, bukan program berbasis proyek. Saya ingin peningkatan kapasitas belajar dan keterampilan siswa,” sebutnya. (Maoelana)

Terkini