SEBALIK.COM , PEKANBARU – Suasana siang itu yang awalnya biasa saja berubah menjadi mimpi buruk bagi Pipit. Kobaran api dari dapur rumah kontrakan di Jalan Pepaya, Pekanbaru menjalar begitu cepat, melahap habis seluruh isi rumah.
Di dalam kamar, Raisa, bayi mungilnya yang baru berusia dua bulan masih tertidur lelap tanpa tahu bahaya tengah mengintai.
“Ketika kejadian, Raisa sedang tidur di dalam kamar. Apinya sudah besar di plafon dapur. Saat saya lihat ke dalam, suasana sudah gelap. Saya cari anak, tidak nampak, karena asap sudah tebal. Tapi alhamdulillah saya terus berusaha, sampai akhirnya ketemu dan bisa keluar,” kenang Pipit dengan suara bergetar.
Kejadian itu berlangsung Sabtu (20/9/2025) siang. Pipit saat itu sempat berada di luar rumah, diminta membantu melayani pembeli di warung kecil milik pemilik kontrakan. Tak lama berselang, teriakan dan kepulan asap mengejutkannya.
Dengan hati yang digelayuti cemas, ia menerobos kegelapan, mengabaikan bahaya, demi satu hal, mendapati putrinya masih bernapas.
“Semuanya habis. Yang tersisa hanya baju di badan. Untungnya, untuk data pribadi sudah diurus capil. Saya bersyukur masih diberi keselamatan,” ujarnya lirih kepada Sebalik.com, Ahad (28/9/2025).
Di balik kehilangan besar itu, Pipit tetap mencoba berdiri tegar. Kehadiran Gubernur Riau Abdul Wahid yang datang memberi bantuan, baginya bukan sekadar uluran tangan, melainkan penguat hati di tengah duka.
“Alhamdulillah ya, Pak. Ini adalah respon yang sangat baik dari Pak Gubernur bagi saya yang baru pindah kemari. Saya punya anak dua. Bantuan ini sangat membantu dan mengurangi beban kami. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Pak Gubernur dan semuanya yang telah membantu kami," tutur Pipit dengan mata berkaca-kaca.
Kini, meski rumah dan harta benda telah musnah dilalap api, Pipit menggenggam erat satu anugerah termahal dalam hidupnya, nyawa bayi mungilnya yang selamat. (Maoelana)