SEBALIK.COM, DUMAI – Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai menghadirkan perubahan nyata bagi masyarakat pesisir melalui program terintegrasi Bedelau Minapolitan. Program ini lahir dari evaluasi potensi lokal sekaligus keinginan masyarakat untuk tumbuh mandiri dan berdaya.
“Bedelau Minapolitan terdiri dari sejumlah sub-program yang saling mendukung, seperti budidaya ikan air tawar, Green Laundry, Posyandu ibu dan anak, Masyarakat Peduli Pesisir, hingga pertanian sorgum,” jelas Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, Rabu (24/9/2025).
Menurut Milla, selain memberdayakan potensi pesisir, Bedelau Minapolitan juga melahirkan local hero yang menjadi inspirasi. Salah satunya Ramli, warga Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur. Hampir separuh hidupnya ia habiskan di laut, bukan untuk melaut mencari ikan, melainkan berdagang kebutuhan sehari-hari kepada kapal yang melintas di Selat Malaka.
Namun pekerjaan itu penuh risiko. Ramli bersama rekannya, Nazaruddin, pernah mencoba beternak lele, tetapi gagal karena keterbatasan modal dan pengetahuan. Mereka lalu membentuk Pokdakan Palas Jaya yang kini beranggotakan 16 orang dan menjadi mitra binaan KPI Dumai.
“Lewat Bedelau Minapolitan, kami ingin membantu mereka keluar dari jeratan ekonomi dan menuju kemandirian,” ujar Area Manager Communications, Relations & CSR Kilang Dumai, Agustiawan.
Bantuan KPI tidak hanya berupa peralatan dan bibit, tetapi juga pelatihan teknis budidaya ikan agar hasil lebih maksimal. Keberhasilan Pokdakan Palas Jaya menginspirasi warga lain. Risman bersama 15 rekannya mendirikan Kelompok Barter Jaya yang merintis usaha Green Laundry pertama di Dumai, dengan memproduksi sabun organik dari rumput teki berkat pelatihan yang difasilitasi KPI.
Selain sektor ekonomi, Bedelau Minapolitan juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Hingga kini, lebih dari 3.000 batang mangrove ditanam di pesisir Dumai, melindungi 86 meter garis pantai dari abrasi sekaligus menyerap karbon hingga 53.075 ton eq per tahun. Pembangunan alat pemecah ombak juga terbukti menekan sedimentasi serta menyerap emisi setara 81.646 kg CO?eq per tahun.
“Program ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga pemulihan ekosistem mangrove, ketahanan lingkungan, dan keberlanjutan pesisir. KPI tidak hanya mengubah wajah pesisir Dumai, tetapi juga memberi harapan baru bagi masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan sejahtera,” tutup Agustiawan. (*)