Sepanjang 2025 Terjadi 2.606 Bencana di Indonesia, BNPB: Paling Banyak di Sumut dan Riau

Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:31:21 WIB
BNPB saat menyampaikan laporan rekapitulasi 2.606 bencana yang terjadi di Indonesia sepanjang 2025. (Foto: BNPB)

SEBALIK.COM, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 2.606 kejadian bencana melanda Indonesia sepanjang tahun 2025, terhitung sejak 1 Januari hingga 19 Oktober. Dari total tersebut, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan Riau menjadi wilayah dengan frekuensi bencana tertinggi.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa bencana yang paling banyak terjadi adalah banjir, cuaca ekstrem, dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Sampai 19 Oktober 2025, tercatat sudah ada 2.606 kejadian bencana di seluruh Indonesia. Dominan berupa banjir, cuaca ekstrem, dan karhutla,” ujar Abdul dalam Disaster Briefing BNPB, Senin (20/10/2025).

Abdul menuturkan, peningkatan jumlah bencana dipengaruhi oleh masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan, yang memicu cuaca ekstrem di berbagai wilayah.

“Saat peralihan musim, cuaca ekstrem biasanya meningkat. Walau tidak sebesar gempa atau banjir bandang, potensi bahayanya tetap tinggi, terutama jika masyarakat beraktivitas di luar ruangan,” jelasnya.

Menurut data BNPB, wilayah Sumatera Utara dan Riau mencatat jumlah kejadian bencana tertinggi, didominasi oleh banjir dan karhutla. Di sisi lain, Kalimantan mengalami peningkatan karhutla, namun sebagian besar berhasil dikendalikan oleh satuan tugas di daerah.

“Untuk Kalimantan, memang banyak kebakaran hutan, tetapi sebagian besar dapat ditangani dengan cepat oleh Satgas Provinsi,” imbuh Abdul.

Sementara itu, di Pulau Jawa, bencana yang paling sering dilaporkan adalah cuaca ekstrem, terutama di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Pergantian musim dengan curah hujan tidak menentu menjadi faktor utama munculnya kejadian tersebut.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat agar tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem hingga akhir tahun.

“Kami mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca dari BMKG dan BNPB, serta tetap waspada terhadap potensi bencana di sekitar lingkungan,” tutup Abdul. (*)

Terkini