SEBALIK.COM, PEKANBARU – Gubernur Riau Abdul Wahid mengatakan pihaknya tengah berupaya mencari jalan keluar terkait persoalan hukum yang menimpa Khariq Anhar. Wahid mengaku sudah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk Rektor Universitas Riau dan Kapolda Riau, guna membuka ruang negosiasi yang memungkinkan.
"Saya sudah komunikasi dengan bu rektor, saya juga sudah komunikasi dengan Kapolda Riau supaya disampaikan kalau nanti ada celah untuk dinegosiasikan, kita negosiasikan," ujar Wahid, Selasa (2/9/2025).
Ia mengimbau semua pihak, khususnya mahasiswa, agar menjaga kondusifitas. Wahid menekankan, jika ada persoalan hukum yang masih dapat diselesaikan dengan jalan maaf, maka sebaiknya ditempuh dengan cara itu.
"Kalau memang ada persoalan hukum yang bisa dimaafkan, tentu kita minta untuk dimaafkan," tambahnya.
Saat dikonfirmasi sebalik.com, Gubri Wahid menyebut bahwa info yang didapat saat ini pihak kepolisian masih membutuhkan keterangan dari Khariq Anhar.
Gubri Wahid juga meminta mahasiswa tetap sabar, tenang, dan tidak mudah terprovokasi agar situasi tidak semakin memanas. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah terus berusaha mencari solusi terbaik untuk Khariq Anhar.
Sementara itu, saat menemui massa aksi di depan Gedung DPRD Riau, Senin (1/08/2025), Ketua DPRD Riau Kaderismanto mengatakan bahwa pihak Polda Riau sedang berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait masalah yang menimpa Khariq.
"Mari kita tunggu bersama, mudah-mudahan dalam waktu dekat apa yang menjadi tuntutan kawan-kawan dapat dilaksanakan," kata Kaderismanto.
Khariq Anhar merupakan mahasiswa Universitas Riau (UNRI). Ia ditangkap aparat Polda Metro Jaya di Terminal I Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (29/8/2025) pagi. Khariq dikenal aktif menyuarakan kritik sosial dan politik melalui media sosial. Ia dianggap melanggar Pasal 32 ayat (1), Pasal 32 ayat (2), dan Pasal 35 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). (Maoelana)