Festival Literasi Kota Dumai 2025: Gerakan Membaca yang Menyala dari Pinggir Selat

Festival Literasi Kota Dumai 2025: Gerakan Membaca yang Menyala dari Pinggir Selat
Festival Literasi Kota Dumai 2025

SEBALIK.COM, DUMAI — Di Gedung Sri Bunga Tanjung, Selasa (4/11/2025), semangat membaca dan menulis berpadu dengan irama tarian Melayu. Ratusan anak sekolah dasar, para bunda literasi, guru, dan pegiat baca memenuhi ruangan dengan tawa dan antusiasme.

Inilah Festival Literasi Kota Dumai 2025, wujud nyata gerakan bersama untuk menumbuhkan generasi yang cerdas, berakhlak, dan mencintai ilmu.

Festival yang diinisiasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Dumai bersama Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini menjadi ruang kolaborasi lintas komunitas. Bukan sekadar lomba, tetapi gerakan kultural yang menghidupkan kembali semangat membaca sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat Dumai.

Kegiatan dibuka dengan tari persembahan dari siswa SMP Negeri 2 Dumai, disusul lagu Indonesia Raya dan Mars Perpustakaan yang menggema khidmat. Suasana semakin hangat ketika doa bersama dipanjatkan oleh Dasuki, mengiringi harapan agar ilmu dan budaya membaca terus tumbuh di tanah pesisir ini.

Hadir langsung Wali Kota Dumai, H. Paisal, SKM, MARS, didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, H. Syahrinaldi, S.Sos., M.Si., para camat, kepala sekolah, guru, dan pegiat literasi dari seluruh kecamatan. Dukungan juga datang dari berbagai mitra, mulai dari GM PT KPI RU II Dumai, Bank Riau Kepri Syariah, Wilmar Nabati Indonesia, hingga Gramedia Dumai — bukti bahwa literasi adalah tanggung jawab bersama.

“Festival ini bukan hanya tentang buku, tapi tentang membangun kesadaran dan karakter. Literasi adalah kunci masa depan,” ujar Syahrinaldi dalam laporannya.

Dalam sambutannya, Wali Kota Paisal menekankan pentingnya literasi sebagai bekal kehidupan di era yang terus berubah.

“Membaca dan menulis hanyalah awal. Literasi sejati adalah kemampuan memahami, menganalisis, dan mengamalkan pengetahuan untuk kebaikan,” tuturnya.

Kepada anak-anak yang hadir, Wali Kota memberi pesan sederhana tapi bermakna:

“Rajinlah membaca, teruslah belajar, dan jangan lupa berdoa serta menghormati orang tua dan guru. Dari situlah lahir anak-anak pintar dan berakhlak mulia.”

Sebagai bentuk dukungan, Wali Kota memberikan buku tulis kepada 44 peserta anak-anak, simbol kecil yang diharapkan menjadi awal dari kebiasaan besar: mencintai membaca dan menulis.

Festival Literasi 2025 menghadirkan dua kategori lomba yang menggugah:

- Lomba Membacakan Nyaring (Read Aloud) — 14 peserta dari sekolah dasar se-Kota Dumai menunjukkan keberanian dan kefasihan dalam menyampaikan cerita.

- Lomba Kreatif Mengedukasi Anak — tujuh Bunda Literasi dari berbagai kecamatan menghadirkan pertunjukan edukatif yang memadukan cerita, lagu, dan permainan anak dengan sentuhan budaya Melayu.

Penampilan para bunda literasi berhasil mencuri perhatian. Dengan kain batik dan suara lembut, mereka menyampaikan pesan moral tentang kasih sayang, kerja sama, dan rasa hormat — menjadikan literasi tidak hanya soal kata, tetapi juga rasa dan nilai.

Suasana semakin semarak dengan penampilan berbalas pantun dari PKBM Kuttab Habli, tepuk tangan penonton, dan tawa anak-anak yang memenuhi ruangan. Di sisi lain, para tamu menikmati kunjungan ke stand literasi dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Forum TBM, serta bazar buku Gramedia Dumai yang menampilkan karya-karya lokal dan buku anak-anak.

Sebagai bentuk apresiasi, panitia juga menyerahkan piagam penghargaan kepada sponsor dan mitra literasi yang selama ini menjadi bagian penting dari gerakan membaca di Dumai.

Festival ini dinilai oleh tiga juri berpengalaman: Norzam, S.Sos. (budayawan), Layasi Lidia Kando Ginting, S.Pd. (pendongeng dan relawan literasi Perpusnas RI), serta Rizca Defriyani, S.E. (pustakawan dan praktisi Read Aloud).

Di penghujung acara, ketika pemenang diumumkan dan sorak gembira terdengar, ada pesan sederhana yang mengikat semua pihak: literasi bukan sekadar acara tahunan, tetapi gerakan panjang menuju masyarakat yang berpikir, berbudaya, dan berakhlak.

“Dari halaman-halaman buku, kita belajar tentang kehidupan. Dari literasi, kita menulis masa depan Dumai,” ujar panitia dalam penutupan. (*)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index