Kancah Budaya, Panggung Rindu akan Nuansa Melayu Tempo Dulu

Kancah Budaya, Panggung Rindu akan Nuansa Melayu Tempo Dulu

SEBALIK.COM, SIAK — Denting musik gambus berpadu dengan tepuk tangan penonton menandai dimulainya Kancah Budaya di Taman Siak Lawo, Kelurahan Kampung Rempak, Jumat malam (24/10/2025). Di bawah gemerlap lampu taman, suasana seakan membawa masyarakat kembali ke masa lalu — ketika budaya Melayu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Acara yang digagas oleh Dewan Kesenian Siak (DKS) ini menjadi wadah bagi para seniman, pelajar, dan masyarakat untuk menyalakan kembali semangat cinta terhadap budaya daerah. Selama tiga hari, mulai 24 hingga 26 Oktober 2025, beragam pertunjukan seperti Stel Kandas bergaya tempo dulu, Besungut, hingga Modern Dance bernuansa lokal tampil silih berganti, menciptakan harmoni antara tradisi dan modernitas.

Dalam sambutannya, Bupati Siak Afni Zulkifli mengapresiasi langkah kreatif DKS yang mampu menghadirkan kegiatan budaya meski dengan dukungan anggaran terbatas.

“Tahniah kepada Dewan Kesenian Siak yang telah menggelar Kancah Budaya pertamanya. Semoga ke depan bisa diadakan juga di setiap kecamatan,” ujarnya penuh semangat.

Afni menilai, Kancah Budaya bukan sekadar hiburan, melainkan sarana penting untuk memperkuat jati diri di tengah derasnya arus modernisasi. Dengan logat Melayunya yang khas, ia menuturkan:

“Kancah Melayu ini mengingatkan sayo dengan suasana Melayu tempo dulu — mulai dari permainan sampai keseniannyo. Sayo berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut.”

Bupati Afni juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, Kabupaten Siak akan kembali menjadi tuan rumah pergelaran budaya nasional yang digagas oleh Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Budaya Wilayah IV.

“Alhamdulillah, banyak event yang datang tanpa menggunakan dana APBD. Salah satunya Julang Budaya Siak, yang akan menghadirkan lomba permainan tradisional, sarasehan budaya, pameran sejarah, susur sejarah, hingga gerai UMKM,” ucapnya penuh syukur.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Siak, Tengku Zulkarnain, atau yang akrab disapa Wak Jul, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk kerinduan para pegiat seni terhadap akar budaya Melayu yang mulai tergerus kemajuan zaman.

“Kancah Budaya ini kami gelar sebagai obat rindu. Kami ingin acara ini menjadi wadah bagi segala jenis budaya agar masyarakat kembali mencintai tradisi kita,” tuturnya.

Ia berharap, kegiatan ini tidak berhenti di sini, melainkan menjadi agenda rutin yang menumbuhkan kebanggaan terhadap identitas Melayu di Negeri Istana.

Dengan semangat pelestarian warisan leluhur, Kancah Budaya menjadi lebih dari sekadar acara seni — ia adalah panggilan hati untuk mengenang, menjaga, dan menumbuhkan budaya Melayu agar terus hidup di tengah perubahan zaman. (*)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index