SEBALIK.COM , PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat angka inflasi yang meningkat tajam.
Data terbaru dari perhitungan year on year atau dinilai dari September 2025 ke September 2024 Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 5,08 persen.
Angka tersebut tertinggi nomor dua setelah Sumatera Utara dengan tingkat inflasi 5,32 persen.
Tingginya angka inflasi tak terlepas dari fluktuasi nilai komoditas dan jasa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Provinsi Riau, Fitri Hariyanti mengatakan, dari data perhitungan month to month, BPS Riau mencatat komoditas yang menjadi penyebab inflasi satu di antaranya emas perhiasan.
Bahkan perhiasan emas menjadi komoditas nomor dua penyumbang inflasi setelah cabai merah.
Di bawahnya ada komoditas ayam dan juga cabai hijau. Untuk perhitungan month to month, perhiasan menyumbang inflasi sebanyak 0,10 persen.
Sedangkan untuk data year to year, BPS Provinsi Riau mencatat perhiasan emas menyumbang inflasi sebesar 0,72 persen.
Sebelumnya, BPS Provinsi Riau mencatat, beberapa produk atau komoditas dan jasa yang memberikan pengaruh besar terhadap tingkat inflasi di Riau secara umum.
Lima komoditas penyumbang inflasi tertinggi yakni, cabai merah, emas perhiasan, bawang merah, daging ayam ras dan ayam hidup.
Penyumbang inflasi ini berlaku secara umum di kabupaten/kota Provinsi Riau dengan mengambil sampel di Kota Dumai, Kota Pekanbaru, Tembilahan, dan Kabupaten Kampar
Fitri membeberkan, empat kota dan kabupaten di Provinsi Riau digunakan sebagai sampel untuk menggambarkan secara umum pergerakan inflasi.
"Kita belum bisa menjangkau perhitungan angka ingkasi semua kabupaten kota di Provinsi Riau. Jadi empat kabupaten/kota dipilih karena penilaian kemampuan daya beli masyarakat," sebut Fitri, Selasa (7/10/2025).
Dengan melihat angka di empat kabupaten/kita tersebut bisa menggambarkan tingkat inflasi di Provinsi Riau secara umum. (*)