Kisah Haru Dua Penerbang Asal Riau, Kakak Adik Bertemu di Langit Jakarta Saat HUT ke-80 TNI

Kisah Haru Dua Penerbang Asal Riau, Kakak Adik Bertemu di Langit Jakarta Saat HUT ke-80 TNI
Atraksi udara dari TNI Angkatan Udara yang menampilkan demo udara spektakuler dalam HUT ke-80 RI, Minggu (17/8/2025). Pesawat Jupiter TNI AU mengeluhkan asap merah putih di angkasa. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

SEBALIK.COM, PEKANBARU – Langit Jakarta bergemuruh oleh raungan jet tempur dan pesawat militer yang menampilkan formasi angka 80 pada perayaan HUT ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Sabtu (4/10/2025). Di balik kemegahan atraksi udara itu, terselip kisah haru sekaligus membanggakan dari dua putra Riau yang bertemu bukan di darat, melainkan di udara.

Mereka adalah Mayor Pnb Barika Harma dan adiknya, Kapten Laut (P) Saputra Ihsan — kakak beradik asal Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau. Keduanya terlibat langsung dalam demo udara spektakuler yang memukau ribuan penonton di ibu kota.

Barika, lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 2009, tampil dalam formasi utama pembentuk angka 80, mewakili TNI Angkatan Udara. Sementara sang adik, Ihsan, lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 2019, menjadi Deputy Leader Rajawali Laut Flight (RALF) dari Skuadron 200 Puspenerbal.

Menariknya, momen pertemuan mereka di langit bukan sekadar kebetulan, melainkan simbol kebanggaan dan pengabdian dua saudara kandung yang sama-sama menjaga kedaulatan negeri dari udara.

“Kami melanjutkan doa ayah dan ibu,” ujar Mayor Barika dalam keterangannya.
“Kalau mereka masih hidup, pasti bangga melihat anak-anaknya terbang membawa nama Riau,” sambung Kapten Ihsan, dikutip dari Kompas.

Mayor Barika sebelumnya bertugas di Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru (2015–2022), sebelum kini menjadi instruktur penerbang di Sekolah Penerbang Lanud Adisucipto. Sementara Ihsan, yang sempat menempuh pendidikan di SDN 007 Kualu Nenas, SMPN 1 Kampar, dan SMAN 1 Tambang, kini mengabdikan diri sebagai penerbang Marinir di TNI AL.

Momen paling menyentuh terjadi saat dua pesawat yang mereka kemudikan melintas berdampingan di langit Jakarta — seolah menyatukan kembali doa, perjuangan, dan kebanggaan keluarga mereka di Riau.

Pertemuan itu bukan sekadar atraksi militer, tetapi simbol reuni keluarga di udara, menggambarkan pengabdian yang tulus dari anak bangsa untuk Indonesia.

Kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahwa dari desa kecil di Riau pun, bisa lahir penerbang-penerbang tangguh yang menjaga merah putih — bersaudara, berjuang, dan terbang di bawah satu langit Indonesia. (*)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index