SEBALIK.COM – Hampir tiga pekan setelah bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) pada akhir November 2025, kondisi di wilayah terdampak masih memprihatinkan. Hingga Rabu (10/12/2025), jumlah pengungsi tercatat 902.545 jiwa, nyaris satu juta orang, meski ada penurunan dari 1.047.107 jiwa pada Senin (8/12).
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 969 orang. Rinciannya, Aceh 391 orang, Sumut 340 orang, dan Sumbar 238 orang. Sementara korban hilang masih 252 orang, tersebar di ketiga provinsi.
Di Sumatera Barat, sejumlah 24 jenazah dimakamkan secara massal di TPU Bungus, Padang, karena belum teridentifikasi melalui DNA. Pemakaman massal dilakukan dalam satu liang, mencakup korban dewasa, anak-anak, dan beberapa jenazah dalam bentuk potongan tubuh.
Proses evakuasi, pencarian korban hilang, dan pemulihan akses jalan masih terus dilakukan. Beberapa wilayah di Sumut, seperti Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Langkat, masih terdampak parah sehingga status tanggap darurat diperpanjang hingga 23 Desember 2025.
Di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapsel, ratusan rumah hancur tersapu arus. Warga yang selamat mulai menghadapi ancaman penyakit akibat kondisi pengungsian dan sanitasi yang terbatas, sehingga evakuasi dilakukan menggunakan perahu di beberapa titik yang akses jalannya rusak parah.
Wakil Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen TNI Osmar Silalahi, menegaskan bahwa seluruh personel masih dikerahkan untuk mengantar logistik, membuka jalur darat, dan memaksimalkan proses evakuasi agar bantuan segera sampai kepada warga terdampak.
Bencana ini menjadi salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah Sumatra akhir tahun ini, dengan dampak sosial dan ekonomi yang luas, sekaligus memicu solidaritas dari berbagai pihak untuk meringankan beban korban. (*)