Termasuk Industri Nata de Coco di Pekanbaru, Pemerintah dan Danantara Finalisasi 18 Proyek Hilirisasi Pekan Depan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:45:00 WIB
Kawasan Industri Tenayan, Riau

SEBALIK.COM, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, dan Sekretariat Kabinet akan menggelar pertemuan pada Selasa pekan depan untuk membahas perkembangan studi kelayakan (feasibility study/FS) 18 proyek hilirisasi. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ahmad Erani Yustika menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan mempercepat keputusan proyek mana yang dapat segera dikerjakan.

“Presiden menargetkan FS selesai pada Desember, sehingga beberapa proyek bisa segera dimulai. Pertemuan ini akan membahas percepatan tersebut bersama Satgas Hilirisasi, Kementerian ESDM, Danantara, dan Setkab,” ujar Erani di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/12/2025).

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebutkan 18 proyek hilirisasi dengan total investasi mencapai Rp618 triliun akan dibiayai oleh Danantara. Proyek-proyek ini mencakup berbagai sektor, antara lain smelter aluminium, industri DME (batu bara), aspal, mangan sulfat, stainless steel, cooper rod, besi baja, chemical grade alumina, olresin, oleofood, Nata de Coco, industri garam, fillet tilapia, carrageenan, oil refinery, oil storage tanks, modul surya terintegrasi, dan industri Boavtur.

Nilai investasi per proyek berkisar dari Rp212 miliar hingga Rp160 triliun dengan potensi menciptakan puluhan ribu lapangan kerja di berbagai wilayah Indonesia, mulai dari Kalimantan Barat, Sulawesi, Papua, hingga Jawa dan Nusa Tenggara.

Pertemuan pekan depan diharapkan menjadi momentum untuk memastikan percepatan proyek hilirisasi sesuai target nasional dan membuka peluang investasi strategis bagi pertumbuhan industri dalam negeri.

Berikut Daftar 18 Proyek Hilirisasi tersebut:

1. Industri Smelter Aluminium (Bauksit) yang berada di wilayah Mempawah, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp 60 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 14.700 pekerja

2. Industri DME (batu bara) yang berada di Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, Banyuasin dengan nilai investasi Rp 164 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 34.800 pekerja.

3. Industri aspal yang berada di Buton, ulawesi Tenggara dengan nilai investasi Rp 1,49 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 3.450 pekerja.

4. Industri Mangan Sulfat yang berada di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nilai investasi Rp 3,05 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 5.224 pekerja.

5. Industri Stainless Steel Slab (Nikel) yang berada di Kawasan Indutri Morowali, Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp 38,4 Triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 12.000 pekerja.

6. Industri Cooper Rod, WIre & Tube (katoda tembaga) yang berada di Gesik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 19,2 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 9.700 pekerja.

7. Industri Besi Baja (Pasir Besi) yang berada di Kabupaten Sarmi, Papua dengan nilai investasi Rp 19 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 18.000 pekerja.

8. Industri Chemical Grade Alumina (Bauksit) yang berada di Kendawangan, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp 17,3 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 7.100 pekerja.

9. Industri Olresin (Pala) yang berada di Kabupaten Fakfak, Papua Barat dengan nilai investasi Rp 1,8 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 1.850 pekerja.

10. Industri Oleofood (Kelapa Sawit) yang berada di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur (MBTK) Rp 3 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 4.800 pekerja.lapangan kerja hingga 4.800 pekerja.

11. Industri Nata de Coco, Medium-Chain Triglycerides (MTC), Coconut Flour, Activated Carbon (Kelapa) yang berada di Kawasan Industri Tenayan, Riau dengan nilai investasi Rp 2,3 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 22.100 pekerja.

12. Industri Chlor Alkali Plant (Garam) di Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Banten, dan NTT dengan nilai transaksi Rp 16 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 33.000 pekerja.

13. Industri Fillet Tilapia (Ikan Tilapia) di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 1 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 27.600 pekerja.

14. Industri Carrageenan (Rumput Laut) di Kupang, NTT dengan nilai investasi sebesar Rp 212 miliar. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 1.700 pekerja.

15. Oil Refinery di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak dengan nilai investasi sebesar Rp 160 Triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 44.000 pekerja.

16. Oil Storage Tanks di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak dengan nilai investasi sebesar Rp 72 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 6.960 pekerja.

17. Modul Surya Terintegrasi (Bauksit dan Silika) di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah dengan nilai investasi Rp 24 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 19.500 pekerja.

18. Industri Boavtur (Used Cooking Oil) di KBN Marunda, Kawasan Industri Cikarang dan Kawasan Industri Karawang dengan nilai investasi Rp 16 triliun. Proyek ini diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja hingga 10.152 pekerja. (*)

Terkini