SEBALIK.COM, PEKANBARU — Pusat Data dan Informasi Perempuan Riau (Pusdatin Puanri) resmi meluncurkan tiga buku terbaru yang memuat rekam jejak dan kisah inspiratif perempuan Riau dari berbagai bidang, mulai dari tokoh legislatif, akademisi, hingga pelestari batik daerah.
Tiga buku tersebut masing-masing berjudul “Kembang Setaman Dia yang Pertama”, “Serenada Pendamping Negeri”, dan “Perempuan Penggiat Batik Riau”.
Ketua Umum Pusdatin Puanri, Septina Primawati Rusli, mengatakan bahwa peluncuran karya ini merupakan bagian dari komitmen lembaga sejak berdiri, yakni mendokumentasikan dan mengarsipkan peran perempuan dalam pembangunan daerah.
“Kami percaya bahwa kontribusi perempuan adalah aset tak ternilai yang harus diwariskan,” ujarnya saat peluncuran yang digelar di Hotel Aryaduta, Jumat (21/11) malam.
Septina menegaskan, penerbitan tiga buku ini menjadi bukti konsistensi Pusdatin Puanri dalam membangun literasi perempuan. Sejak berdiri, lembaga ini terus eksis menerbitkan karya yang mencerminkan kekayaan sejarah dan potensi perempuan di Riau.
Pada kesempatan itu, Septina menjelaskan ringkasan tema masing-masing buku:
“Serenada Pendamping Negeri”
Mengisahkan perjalanan para pendamping atau istri Gubernur Riau periode 2014–2024 yang memiliki kontribusi sosial sekaligus peran strategis di balik jalannya pemerintahan.
“Kembang Setaman Dia yang Pertama”
Mengangkat kisah perjuangan dan pencapaian perempuan Riau dari berbagai sektor, mulai dari pemerintahan, akademisi, hingga legislatif. Buku ini merekam jejak mereka yang dinilai memiliki andil besar dalam pembangunan daerah.
“Perempuan Penggiat Batik Riau”
Menyoroti karya dan dedikasi perempuan pelestari batik lokal. Sebagian besar proses pembuatan batik di Riau dilakukan oleh perempuan, sehingga dokumentasi ini menjadi bentuk penghargaan sekaligus pelestarian warisan budaya.
Selain meluncurkan buku, Septina juga menekankan pentingnya kontribusi perempuan dalam pengembangan ekonomi kreatif di Riau. Ia berharap karya yang diluncurkan ini dapat menjadi rujukan sekaligus pemantik semangat bagi generasi perempuan berikutnya.
“Kami berharap ketiga buku ini dapat menjadi sumber literasi dan inspirasi tanpa batas,” tutup Septina. (*)