PTPN IV PalmCo Dorong Petani Sawit di Riau Naik Kelas Lewat Pelatihan dan Kemitraan Berkelanjutan

Jumat, 31 Oktober 2025 | 11:45:00 WIB
(Foto: Dok. PTPN IV PalmCo)

SEBALIK.COM, KAMPAR — PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo (PTPN IV PalmCo) terus memperkuat kemitraan dengan petani sawit di berbagai daerah melalui program pelatihan dan pendampingan berkelanjutan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani sekaligus mendorong praktik budidaya sawit yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Selama dua hari, mulai Kamis (30/10/2025), puluhan pengurus koperasi petani sawit mitra PalmCo dari berbagai provinsi—mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan, hingga Sulawesi—mengikuti Pelatihan Peningkatan Kompetensi Petani Mitra Binaan di Mess Tandun, Kabupaten Kampar, Riau.

Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo Irwan Perangin-angin menjelaskan, pelatihan ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkecil kesenjangan produktivitas antara kebun perusahaan dan kebun rakyat.

“Disparitas produktivitas masih cukup besar. Sekitar 60 persen dari total 17 juta hektare kebun sawit nasional dikelola oleh petani, namun produktivitasnya baru 2–3 ton CPO per hektare per tahun. Sementara perkebunan besar mampu mencapai 5–6 ton,” ujar Irwan dalam keterangan tertulis, dikutip dari RMOL.id.

Melalui kemitraan ini, PalmCo ingin membantu petani “naik kelas”, dengan produktivitas yang setara dengan standar perusahaan besar. Hingga Oktober 2025, PTPN IV PalmCo telah bermitra dengan ribuan petani yang mengelola sekitar 20.000 hektare kebun sawit di berbagai wilayah Indonesia.

Dari total tersebut, sekitar 5.000 hektare telah dijalankan dengan pola single management, di mana seluruh proses budidaya—mulai dari peremajaan, pemupukan, hingga panen—dilakukan secara terpadu dengan standar teknis perusahaan.

Selain meningkatkan produktivitas, PalmCo juga berkomitmen memperkuat kesejahteraan petani melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Salah satunya dengan menyediakan akses permodalan lewat Program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) dengan bunga lebih rendah dari Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“PalmCo ingin tumbuh bersama petani. Kami memastikan keberhasilan perusahaan juga berdampak langsung terhadap kesejahteraan mitra,” tambah Irwan.

Upaya ini sejalan dengan strategi pemerintah dalam mendorong peremajaan dan sertifikasi sawit rakyat. Berdasarkan data BPDPKS, hingga pertengahan 2025 baru sekitar 25 persen kebun sawit rakyat yang telah memperoleh sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Melalui sinergi antara perusahaan dan petani, PalmCo berharap sektor sawit nasional tidak hanya lebih produktif, tetapi juga lebih berkelanjutan dan berdaya saing global. (*)

Terkini