Bukan Pelesiran, Abdul Wahid ke Inggris Jemput Dana Karbon Rp 1 Triliun

Senin, 10 November 2025 | 14:55:08 WIB

SEBALIK.COM , PEKANBARU – Informasi yang menyebut Gubernur Riau Abdul Wahid pergi ke Inggris untuk pelesiran akhirnya terbantahkan. 

Faktanya, keberangkatan orang nomor satu di Riau itu justru dalam rangka diplomasi lingkungan internasional untuk menjemput peluang pendanaan hijau bernilai triliunan rupiah demi pembangunan berkelanjutan di Bumi Lancang Kuning.

Dikutip dari Media Center Riau yang terbit Rabu (18/6/2025), langkah berani Gubri Wahid tersebut merupakan bagian dari program “Riau for Green”, sebuah gebrakan lingkungan yang menjadi prioritas dalam 100 hari masa kepemimpinannya.

Program ini sukses menarik perhatian dunia internasional hingga mengantarkan Riau mendapat undangan resmi dari United Nations Environment Programme (UNEP) untuk hadir di forum bergengsi REDD+ Investment and Collaboration Roundtable di London, Inggris.

Forum yang bertajuk “Peluang Investasi REDD+: Meja Bundar Penawaran dan Permintaan, Kewirausahaan” itu berlangsung selama tiga hari, pada 25–27 Juni 2025, di The Lookout 8 Bishopsgate, London. 

Hebatnya, seluruh biaya keberangkatan Gubernur dan rombongan ditanggung sepenuhnya oleh UNEP, tanpa menggunakan dana APBD sedikit pun.

Pelaksana Harian Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, Embiyarman, menjelaskan bahwa program Riau for Green selaras dengan komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris untuk menurunkan emisi karbon.

“Dalam konteks ini, Riau memiliki posisi strategis di level global. Dengan 64 persen wilayah daratannya berupa lahan gambut dan 51 persen dari total gambut di Pulau Sumatera berada di Riau, makanya Riau ini menyimpan potensi besar dalam penyerapan karbon dunia,” katanya. 

Menurut Embiyarman, lahan gambut yang sehat dapat menyerap karbon dalam jumlah besar, namun jika rusak justru menjadi penyumbang emisi. Karena itu, kolaborasi internasional menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan ekosistem sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.

Keberangkatan Gubri Wahid ke London, lanjutnya, merupakan bentuk nyata dari semangat “menjemput bola” untuk membuka akses pendanaan global. 

Riau menargetkan penguatan skema REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) di tingkat lokal dengan potensi pendanaan mencapai USD 30 juta atau setara dengan Rp492 miliar, bahkan bisa berkembang hingga Rp1 triliun jika proyek berjalan sesuai rencana.

Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk pemberdayaan masyarakat, restorasi ekosistem, dan penguatan tata kelola lingkungan berbasis kinerja. Selain itu, Riau juga membawa misi memperkuat arsitektur REDD+, mulai dari rencana aksi daerah, sistem pengukuran dan pelaporan (MRV), hingga mekanisme pembagian manfaat (BSM) yang adil dan transparan.

Langkah ini menunjukkan kepemimpinan Gubri Wahid yang kreatif dalam mencari solusi atas tantangan pembangunan, termasuk di tengah defisit anggaran nasional.

Partisipasi Riau di forum internasional ini membuktikan bahwa daerah juga bisa bersuara di panggung global dalam isu perubahan iklim dan pembangunan hijau.

“Melalui partisipasi ini, diharapkan akan terbangun skema investasi hijau berkelanjutan dan pembiayaan berbasis kinerja yang membawa dampak nyata bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di Bumi Lancang Kuning. Semua biaya ditanggung oleh pihak UNEP, " tegas Emby. (Maoelana)

Terkini