LKMI Al-Maqari Bedah Cara Melayu Memandang Arab dalam Kajian Ilmiah

Rabu, 10 Desember 2025 | 08:24:41 WIB
Kajian ilmiah LKMI Masjid Al-Maqari Riau.

SEBALIK.COM , PEKANBARU – Lembaga Kaji Melayu Islam (LKMI) Al-Maqari menggelar Kajian Ilmiah ke-2 dengan tema "Bagaimana Melayu Memandang Arab?" di Anjungan Kampar, Kompleks Purna MTQ Pekanbaru, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Selasa (9/12/2025) malam.

Acara ini menghadirkan dua pemateri dengan perspektif berbeda namun saling melengkapi: pemerhati Melayu Syed Lukman dan akademisi internasional Stephane Lacroix dari Science Po Paris, Prancis.

Mahmud Wafi selaku panitia pelaksana menilai dialog peradaban seperti ini penting untuk membuka pemahaman yang lebih luas mengenai hubungan Melayu dan Arab. Ia menyebutkan kegiatan tersebut menjadi ruang bertemunya berbagai perspektif yang dapat memperkaya wawasan peserta mengenai sejarah dan kebudayaan.

"Kedua pemateri memberikan perspektif yang saling melengkapi. Syed Lukman memberikan pandangan dari sisi pelaku sejarah, sementara Stephane Lacroix memberikan analisis akademis yang objektif," ujar Wafi.

Dalam paparannya, Syed Lukman menekankan perbedaan mendasar antara bangsa Arab sebelum dan sesudah kedatangan Rasulullah SAW.

"Sebelum zaman Rasul, Arab yang kita tahu memang jahiliyah. Tapi Arab yang berkembang di dunia dan Nusantara itu Arab setelah Rasulullah," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa Rasulullah menghabiskan belasan tahun untuk memperbaiki akhlak masyarakat Arab. 

"Kalau itu tidak dilakukan, apa bedanya dia datang seperti Belanda, tidak dapat tempat. Tapi karena dia datang setelah Rasul, ia membawa akhlak," jelasnya.

Syed Lukman juga mencontohkan betapa buruknya kondisi moral masyarakat Arab pra-Islam. 

"Namun setelah Rasul datang, maka saat itulah perbudakan itu hilang. Ketika itu yang dibawa, maka bisa diterima," katanya.

Yang membedakan kedatangan Arab ke Indonesia dengan bangsa lain, menurutnya, adalah pendekatan melalui pendidikan. 

"Orang lain masuk ke Indonesia tidak memikirkan pendidikan, tapi Arab masuk dia akan membuat komunitas dan sekolah," tambahnya.

Melengkapi pandangan tersebut, Stephane Lacroix dari Science Po Paris memberikan analisis akademis tentang keberhasilan penyebaran Islam. Ia menjelaskan temuan dari berbagai literatur akademik bahwa Islam menyebar sangat cepat dari Jazirah Arab.

"Sejarawan menjelaskan dengan pendekatan kekuatan Islam dari beberapa hal dan fleksibilitas Islam," katanya.

Menurut Stephane, keberhasilan penyebaran Islam terletak pada kemampuannya beradaptasi dengan budaya lokal. 

"Maka itu, orang di Turki, Asia Tenggara, dan lainnya, ketika Islam datang, mereka menerima tanpa menghilangkan budaya mereka," ujarnya.

Acara berlangsung menarik dengan diskusi yang hidup antara narasumber dan audiens, menjadikan forum ini tidak hanya informatif tetapi juga memperkaya pemahaman peserta tentang dinamika hubungan Melayu dan Arab sepanjang sejarah. (Maoelana)

Terkini