Rektor UMRI Dorong Civitas Akademika Ubah Pola Pikir Menuju Standar Global

Sabtu, 08 November 2025 | 05:20:00 WIB
Dialog Kebangsaan bersama Anies Baswedan, yang dirangkai dengan Launching Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Tahun Akademik 2026/2027, di Kampus UMRI, Jumat (7/11/2025).

SEBALIK.COM, PEKANBARU – Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Dr. Saidul Amin, MA, mengajak seluruh civitas akademika untuk berani mengubah pola pikir dan budaya kerja menuju standar pendidikan global.

Seruan itu disampaikan dalam Dialog Kebangsaan bersama Anies Baswedan, yang dirangkai dengan Launching Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Tahun Akademik 2026/2027, di Kampus UMRI, Jumat (7/11/2025).

“UMRI harus berani bermimpi besar menjadi universitas terbaik di Asia Tenggara. Namun, untuk mewujudkannya, kita harus lebih dulu mengubah mindset. Dan itu bukan perkara mudah,” tegas Saidul Amin.

Rektor menilai bahwa perubahan mentalitas menjadi kunci agar UMRI mampu bersaing di tingkat internasional. Ia juga menyinggung hubungan historis antara keluarga besar Anies Baswedan dan Muhammadiyah yang sudah terjalin sejak lama.

“Kedekatan keluarga Pak Anies dengan Muhammadiyah ibarat aur dan tebing, seperti pasir dan tepian yang tak terpisahkan,” ujarnya disambut tepuk tangan.

Dalam kesempatan yang sama, UMRI memberikan penghargaan dan uang pembinaan kepada sejumlah sekolah dengan jumlah pendaftar terbanyak pada PMB Tahun Akademik 2025/2026.

Beberapa sekolah penerima antara lain SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru, SMK Muhammadiyah 3 Pekanbaru, SMK Negeri 1 Pekanbaru, SMK Negeri 4 Pekanbaru, SMA Negeri 5 Pekanbaru, SMA Negeri 12 Pekanbaru, SMK Farmasi Ikasari Pekanbaru, dan SMK Keuangan Pekanbaru.

Menurut Rektor, kegiatan tersebut menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk memetik inspirasi dan menumbuhkan semangat perubahan.

“Acara ini bukan sekadar seremonial kampus, tetapi ruang refleksi bagi kita semua bahwa belajar tak pernah berhenti, dan perubahan hanya milik mereka yang terus bergerak,” ujarnya.

Sementara itu, Anies Baswedan dalam orasi kebangsaannya mengingatkan pentingnya pembaruan ilmu di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

“Dosen yang datang dengan inspirasi dan gagasan segar tidak akan pernah bisa digantikan oleh mesin apa pun,” tegasnya.

Ia juga menyoroti peran Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan. Menurutnya, AI bukan ancaman, melainkan mitra yang bisa membantu proses pembelajaran menjadi lebih efisien.

“Gunakan AI sebagai asisten pribadi, bukan sebagai majikan. Biarkan teknologi bekerja untuk kita, bukan sebaliknya,” pesan Anies.

Dengan gaya khasnya, Anies menggambarkan realitas dunia pendidikan saat ini:

“Ruang belajarnya masih seperti abad ke-19, pengajarnya abad ke-20, sementara muridnya produk abad ke-21.”

Ia menegaskan, kondisi tersebut menjadi tantangan besar bagi tenaga pendidik untuk beradaptasi dengan karakter generasi digital yang cepat, kritis, dan kreatif. Kepada mahasiswa, Anies berpesan agar masa kuliah digunakan sebaik-baiknya untuk mengasah potensi diri.

“Gunakan masa kuliah untuk tumbuh. Ikut organisasi, riset, lomba, atau kegiatan sosial. Ingat, waktu luang itu bukan hadiah, tapi jebakan,” katanya yang disambut tawa dan tepuk tangan peserta.

Menutup pidatonya, Anies menekankan pentingnya keseimbangan antara prestasi akademik dan kemampuan sosial.

“Nilai bagus mungkin membawa Anda ke ruang wawancara, tetapi kepemimpinanlah yang membuat Anda diterima,” tutupnya. (*)

Terkini