Siswa SMAN Plus Riau Sakit Massal, Dinas Kesehatan Ungkap Penyebabnya

Jumat, 31 Oktober 2025 | 13:40:50 WIB
Siswa SMA Plus Riau mengalami sakit demam massal.

SEBALIK.COM , PEKANBARU — Ratusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Plus Provinsi Riau dilaporkan mengalami sakit massal sejak awal Oktober 2025. Berdasarkan data dari UPT Puskesmas Tambang, Kabupaten Kampar, sebanyak 253 siswa dari total 587 orang mengalami gejala demam tinggi, batuk, pilek, diare, dan sakit kepala.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Ns Widodo mengatakan telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kampar untuk mengetahui kronologi dan langkah penanganan yang diambil.

Dalam file laporan yang juga diterima Sebalik.com, Jumat (31/10/2025), dijelaskan bahwa kasus bermula setelah kegiatan Lomba Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB) yang digelar di sekolah pada 3–5 Oktober 2025.

"Selama kegiatan berlangsung, banyak penjual makanan kekinian berjualan di area sekolah, dan makanan tersebut banyak dibeli oleh siswa tanpa memperhatikan kebersihan serta keamanan pangan. Sekitar satu minggu setelah kegiatan, mulai ditemukan siswa dengan keluhan diare," bunyi dalam laporan itu.

Peningkatan kasus sendiri, paling tinggi terjadi pada 13 dan 15 Oktober 2025. Namun, karena tidak segera dilaporkan ke Puskesmas Tambang, penyelidikan epidemiologi dan pengambilan sampel makanan tidak dapat dilakukan, karena waktu kejadian sudah berlalu. 

Dalam laporan itu juga disebutkan, meski sempat terjadi peningkatan kasus, kondisi saat ini tidak memenuhi kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) karena jumlah kasus sudah menurun signifikan. Selain diare, juga terjadi peningkatan gejala demam, batuk, dan flu di kalangan siswa. 

"Pemeriksaan lapangan menemukan bahwa asrama siswa sedang dalam masa renovasi, sehingga mereka sementara ditempatkan di gedung terbuka menyerupai barak dengan ventilasi yang kurang baik. Kondisi ini diduga menjadi faktor utama munculnya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di kalangan siswa," bunyi laporan tersebut, berdasarkan pemeriksaan dan temuan lapangan 

Dalam dokumen yang sama juga dijelaskan sejumlah tindak lanjut yang telah dilakukan, antara lain koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dan UPT Puskesmas Tambang untuk melakukan pengawasan ketat terhadap kasus baru.

Selain itu, pelaksanaan imunisasi tambahan bagi siswa yang belum memiliki status imunisasi lengkap juga dilakukan, disinfeksi lingkungan sekolah dan asrama serta peningkatan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pemberian edukasi kepada guru, siswa, dan orang tua mengenai upaya pencegahan penularan ISPA dan diare.

Dengan adanya kejadian tersebut, kegiatan belajar di sekolah diliburkan sejak 28 Oktober 2025 dan akan dimulai kembali pada 3 November 2025. Berdasarkan hasil koordinasi terakhir Koordinator Tim Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dengan pihak sekolah hingga 30 Oktober 2025, total kasus tercatat 253 siswa (43%) dari seluruh populasi siswa. 

Satu siswa di antaranya dilaporkan menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah dipulangkan ke rumah. Pihak terkait juga telah melakukan fogging atau pengasapan di lingkungan sekolah untuk mencegah penyebaran penyakit.

Dalam rekomendasinya, Dinas Kesehatan menekankan pentingnya pemantauan kasus harian selama minimal dua masa inkubasi penyakit, memperkuat surveilans aktif di fasilitas kesehatan sekitar sekolah, serta memastikan asrama memenuhi standar ventilasi dan kepadatan ruangan.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau juga mengimbau pihak sekolah untuk memperketat kebersihan makanan, menjaga sanitasi lingkungan, serta menegakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan siswa, guru, dan pembina asrama agar kejadian serupa tidak terulang kembali. (Maoelana)

Terkini